Seminggu Social Distancing-Suka duka menerapkannya di lingkungan keluarga

Study at Home

Sudah seminggu penerapan social distancing (pembatasan sosial), yang merupakan cara persuasif untuk mengendalikan covid19, dilaksanakan di DKI Jaya.  Presiden juga menyerukan agar mulai belajar di rumah, bekerja di rumah dan beribadah di rumah. Saat saya menulis ini, yang positif corona (covid 19) di Indonesia telah mencapai 514 orang dan di Jakarta saja telah mencapai 307 orang. Baik pemerintah, media semua menyarankan agar melakukan pembatasan sosial, namun  apakah mudah melaksanakannya?

Lanjutkan membaca “Seminggu Social Distancing-Suka duka menerapkannya di lingkungan keluarga”

Pekanbaru selayang pandang

Sabtu, 1 Februari 2020.

Rasanya pengin makan banyak….kalau nggak ingat kolesterol

Rasanya belum afdol jika kunjungan ke Pekanbaru tanpa mampir ke Pasar Bawah. Jadi begitu ada kesempatan, kami mampir ke Pondok Durian di depan hotel Pangeran. Wahh bahaya nihh….tapi durian Riau begitu menggiurkan. Akhirnyaaa….tergoda juga, walau nggak boleh makan banyak.

Dari sini, mas Adri ngedrop kami di hotel Novotel, untuk mengantar Ian ke bandara, kemudian balik lagi menjemput ke hotel. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore….wahh masih buka nggak ya pasarnya.

 

Berbagai jenis ikan kering di Pasar Bawah

Rupanya nggak sampai sepuluh menit sudah sampai ke Pasar Bawah. Karena tinggal punya waktu satu jam, saya dan bu Gayatri langsung menuju toko yang setahun lalu kami kunjungi. Saya ingin beli sarung khas Riau sesuai pesanan suami, sarungnya tidak berat, malah terkesan tipis (tidak nrawang) tapi panjang dan lebar, enak dipakai untuk sholat.

Setelah beli barang sesuai yang kami inginkan, kami langsung turun tangga menuju penjual berbagai ikan kering. Ternyata pembeli masih lumayan ramai. Teman saya membeli berbagai macam ikan kering untuk oleh-oleh, saya nanti ikut makan saja pas ke rumah nya, karena si mbak yang ikut teman ini pintar memasak. Saya hanya membeli ikan jambal dan teri Medan.

Pasar makin sepi, jadi kami menuju ke luar, menelpon mas Adri untuk menjemput di tempat yang disepakati, karena tadi tempat parkir penuh, jadi mas Adri hanya ngedrop. Pulang nya mampir dulu ke restoran “Garuda” untuk membeli nasi dan lauk pauk nya guna dimakan di hotel, biar nggak keluar lagi. Di RM Garuda ketemu awak kabin pesawat BA (pramugari) yg juga membeli makanan untuk makan malam.

Kami langsung menuju hotel, langsung membuka belanjaan dan disusun di koper…. terpaksa buka tas tambahan agar barang belanjaan muat. Khusus belanja ikan asin, langsung dipacking cantik oleh mbak nya. Terimakasih mbak…wahh bisa jadi langganan kalau sempat ke Riau lagi.

Minggu, 2022020

Karena sudah sempat ke Pasar Bawah kemarin, hari ini kami santai muter-muter di kota Pekanbaru dulu, sebelum menuju bandara Syarif Kasim II untuk kembali ke Jakarta.

Depan masjid An Nur, Pekanbaru

Biasanya kami selalu mencoba mampir ke masjid terbesar di kota yang kami kunjungi. Jadi pertama-tama kami menuju masjid An Nur, masjidnya indah …. dan warna hijau nya khas Melayu.

Kebetulan saya dan bu Gayatri sengaja membawa kain batik, bu Gayatri pakai sarung Palembang dan saya pakai kain batik Bogor.

Ternyata menjadi paduan warna yang indah untuk foto dengan latar belakang masjid An Nur.

Depan Kantor Gubernur Riau Kepri

Selanjutnya kami menuju kantor Gubernur Riau Kepri, bangunan nya khas Melayu.

Puas foto di sini, perjalanan dilanjutkan menuju bandara, dan melewati Universitas Islam Riau.

 

Depan Universitas Islam Riau

Seperti biasa, kami sengaja mampir melihat-lihat universitas yang ada di kota yang kami kunjungi. Jika sebelumnya kami pernah mengunjungi Universitas Riau, maka kali ini kami memutari Universitas Islam Riau, atau dikenal dengan UIR.

Foto bersama pak Satpam yang sedang jaga dan CS. Foto by bu Gayatri.

Dalam perjalanan menuju bandara, kami melewati Gedung Kantor Wilayah BRI Riau. Sebagai alumni BRI, tentu kami ingin mampir, walau cuma mampir ke ATM untuk ambil uang. Saya mengajak pak Satpam dan mbak CS untuk foto di depan gedung Kanwil BRI Pekanbaru.

Ternyata kami kepagian datang di bandara,  check in baru dibuka dua jam sebelum jam keberangkatan. Kami disarankan ketemu Customer Service Garuda jika ingin lebih maju jam berangkatnya….syukurlah akhirnya jam keberangkatan yang seharusnya jam 13.00 wib, bisa dimajukan jam 11.00 wib.

Untuk foto-foto sambil memakai kain panjang, terimakasih pak Ken, yang telah memotret dan menemani kami keliling kota Pekanbaru.

Catatan:

Agak telah nih meng uploadnya, padahal sudah ditulis di facebook dan tinggal memindahkan.

Pertemuan 50 tahun A7-Bitdoldut

Wajib foto di depan pintu i-PITOE

Tak terasa usia kami makin bertambah, awal Februari limapuluh tahun lalu adalah saat pertama kalinya kami menginjakkan kaki di kampus Baranangsiang yang sejuk. Angkatan kami merupakan angkatan tahun ke tujuh Fakultas Pertanian IPB (Institut Pertanian Bogor) sehingga lebih sering disebut A7, yang sebelumnya merupakan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia.

Dan sebagaimana umumnya, awal penerimaan mahasiswa baru diadakan mapram selama satu minggu (?), dan angkatan mapram kami dinamakan Bitdoldut, yang merupakan singkatan dari Bibit Unggul-Indolen-Badut.

Lanjutkan membaca “Pertemuan 50 tahun A7-Bitdoldut”