Beda “Dongeng” dan “Berita” di Mata si Kecil

Benar yang dikatakan orang bahwa punya cucu sungguh menyenangkan, apalagi jika cucu sudah bisa diajak mengobrol. Namun sebagai eyang juga harus berhati-hati, tetap harus mengikuti aturan main yang telah disepakati oleh kedua orang tua cucu, agar eyang tidak terlalu memanjakan sehingga nantinya berakibat kurang baik bagi perkembangan cucu.

Cucu saya berada pada usia yang menyenangkan, karena sudah bisa diajak mengobrol, dan sungguh membahagiakan melihat perkembangan sehari-harinya. Hari-hari saya berlalu demikian saja, karena setelah lelah dari bepergian saya akan mendengarkan celotehan cucu yang menceritakan pengalaman nya di sekolah (TK kecil). Lanjutkan membaca “Beda “Dongeng” dan “Berita” di Mata si Kecil”

Mengunjungi Tjong A Fie Mansion

Setelah mengajar sehari di Medan, saya melihat jadual dan ternyata masih punya waktu untuk jalan-jalan di kota Medan sebelum berangkat ke bandara Kualanamu. Tentu saja tujuan pertama adalah mencari oleh-oleh sesuai pesanan teman, yaitu bika Ambon Zulaikha dan bolu Meranti.

Bangunan kuno di Kesawan
Bangunan kuno di Kesawan

Saat sampai di Kesawan (sekarang jalan A Yani), saya terpukau dengan bangunan kuno di sepanjang jalan A Yani ini, benar-benar indah dan terawat. Di jalan A Yani no 105 ini terletak rumah Tjong A Fie, seorang Mayor Cina yang melegenda, kini rumah kediaman nya menjadi salah satu ikon dan simbol sejarah multi etnis di kota Medan.

Bentuk jendela
Bentuk jendela

Di museum dan cagar budaya seluas 6000 meter persegi ini, dan umurnya lebih dari seabad, arsitekturnya gabungan antara Cina, Melayu dan Eropa. Saat saya datang belum ada tamu lainnya, tak lama kemudian ada rombongan lain. Tiket masuknya Rp.35.000,- per orang. Lanjutkan membaca “Mengunjungi Tjong A Fie Mansion”