Sebelum berangkat ke Jepang, si bungsu sudah wanti-wanti, agar siap-siap dengan makanan hambar (maksudnya tak terlalu asin, tak terlalu manis, dan tidak pedas). Saya menjawab dengan entengnya…”Lha kan ibu udah biasa makan makanan Jepang?” Jawab si bungsu…”Beda bu, makanan Jepang yang di Indonesia sudah di sesuaikan dengan lidah orang Indonesia, jadi rasanya lebih nendang”. Istilah nendang ini akhirnya sering jadi bahan diskusi saya dan si bungsu serta teman nya, yang orang Jepang. Dalam kondisi lelah, karena ketinggalan pesawat ke Osaka gara-gara pesawat Garuda dari Jakarta ke Bali rusak, maka penerbangan dialihkan ke Narita….padahal si bungsu sudah menunggu di Toyohashi (maklum, dari Toyohashi ke Osaka masih perlu naik kereta). Akhirnya sisa perjalanan dari Bali ke Tokyo (bandara Narita) saya lalui dengan berdoa….tak terasa akhirnya saya tertidur.
Lanjutkan membaca “Wisata Kuliner selama menengok si bungsu di Toyohashi”