Mengajak si Mbak pergi umroh

Si mbak yang sudah dianggap keluarga oleh kami sudah lama ingin pergi umroh. Setiap kali mendengar tetangga yang berangkat umroh, dia bercerita dengan berbinar-binar, bahwa sebetulnya dia sudah mampu membiayai untuk pergi umroh. Masalahnya, siapa yang akan menemani si mbak? Pergi sendiri jelas belum berani.

Bersama si mbak di depan Kantor Kesehatan Pelabuhan, Bandung.
Bersama si mbak di depan Kantor Kesehatan Pelabuhan, Bandung.

Saya sendiri sebetulnya ingin pergi umroh, apalagi baru berkesempatan pergi ke Mekah dan Madinah saat naik Haji, itupun sudah 6 (enam) tahun lalu. Tak terasa waktu berjalan sangat cepat. Namun kesibukan, serta segala macam permasalahan yang saya hadapi, membuat tabungan tak kunjung mencukupi. Rasanya malu juga, bisa beberapa kali ke luar negeri bersama teman-teman A678 kok umroh nggak sempat terus.

Saya berbicara dari hati ke hati kepada suami, akhirnya suami memberikan opsi, bahwa jika suami belum sempat, saya boleh mengajak si mbak atau anak sulung saya. Pertengahan bulan Februari, saya iseng mengirim WA kepada pak RS, pemilik Khalifah Tour, travel dimana saya dan suami bergabung untuk menunaikan ibadah haji.

Saya bertanya, berapa biaya umroh sekarang, karena saya ingin pergi umroh, namun kawatir tabungan belum mencukupi. Jawaban pak RS datang dengan segera….”Ikut program milad saja bu, di bulan April, Khalifah Tour membuat program milad. Biayanya jauh lebih murah dibanding yang reguler.” Saya bertanya lagi, berapa kira-kira biayanya?

Setelah mendapat informasi dari pak RS, saya segera menghubungi suami lewat telepon, dan suami langsung antusias. Coba tanya sama si mbak, apakah siap berangkat di bulan April? Suami sangat percaya dengan Khalifah Tour, karena saat pergi haji beberapa tahun lalu, kondisi suami sedang sakit, namun pengurus Khalifah Tour sangat memperhatikan, dan suami saya bisa menyelesaikan ibadah haji dengan lancar. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan, dan kami berdua sangat berterima kasih kepada tim Khalifah Tour yang sangat baik dalam membantu dan membimbing kami.

Kebetulan seat untuk keberangkatan awal April sudah habis, yang tersedia adalah berangkat tanggal 15 April 2017. ” Wahh bagaimana ini, padahal paspor saya sedang dipakai untuk mengurus visa, karena ada rencana ikut tour nya A678,” batin saya. Ternyata oleh pak RK, yang dikirim copy paspor dulu, copy KTP dan copy Kartu Keluarga, serta membayar uang muka. Paspor asli diharapkan bisa diberikan pada minggu pertama bulan Maret 2017.

Di depan gedung Biofarma, Pasteur, sehabis vaksin flu.
Di depan gedung Biofarma, Pasteur, sehabis vaksin flu.

Si mbak segera mengurus paspor, diperkirakan selesai tanggal 27 Februari 2017, sehingga belum bisa ikut vaksin meningitis bareng saya. Namun sudah bisa mulai melengkapi dokumen, dan melakukan vaksin flu di gedung Biofarma yang terletak di jalan Pasteur Bandung. 

Si mbak  ini sudah ikut keluarga saya sejak tahun 1992, sejak si bungsu masih kelas 2 SD sampai si bungsu berangkat ke Jepang dan kemudian menikah di Jepang. Karena saya LDR dengan suami, jika libur sekolah, si sulung dan si bungsu di setor ke Bandung,  si mbak lah yang menemani anak-anak selama liburan di Bandung. Dia sudah menjadi keluarga kami. Si mbak ini hemat, dengan bimbingan BRI Unit dan BRI Syariah, dia bisa mengelola uangnya dengan baik.

Si mbak senang banget, walaupun dia bayar sendiri. Saya ikut senang karena sebetulnya saya yang bahagia karena ditemani si mbak…dan suami juga senang, istrinya ada yang menemani, karena kali ini suami tak bisa ikut.

Catatan: Tulisan ini selesai di draf tahun 2017, terus terlupakan.

Satu pemikiran pada “Mengajak si Mbak pergi umroh

  1. sudah lama banget ya Bu, bisa umrohnya. Sesuatu yang sangat dirindukan oleh umat Islam

    Iyaa..udah ditulis lama, lupa memposting. Semoga bisa kembali untuk ibadah umroh lagi. Mohon doanya.

Tinggalkan komentar