27 Maret 2015

Pagi-pagi saya dengan adik yang khusus datang dari Semarang diantar anak sulung saya ke stasiun Gambir. Ternyata di sana telah ada Sri dan mas Moyo, yang rumahnya Bekasi, datang pagi-pagi karena anaknya sekaligus berangkat ke kantor.
Sambil menunggu teman yang lain, kelompok di sebelah kanan tempat kami duduk heboh sekali, ternyata mereka rombongan alumni yang juga mau piknik naik kereta api. Kereta api Tegal Bahari berangkat jam 11.40 wib, perjalanan seru sekali, karena hampir semuanya teman bersama keluarganya.
Sampai di stasiun Kejaksan Cirebon sudah dijemput oleh tour guide, kemudian kami diantar menuju hotel Amaris yang letaknya tak jauh dari stasiun.

Sesudah sholat, rombongan kami melewati jalan, dimana terdapat bangunan bekas gedung BAT (British American Tobacco) yang indah sekali. Kami sempat mengambil foto di sini, sayang hanya boleh mengambil foto di luar gedungnya. Selanjutnya rombongan menuju istana Kasepuhan. Guide nya bersuara lantang sehingga kami bisa mendengar semua penjelasannya, bagaimana riwayat istana ini, bagaimana hubungannya dengan keraton yang ada di Banten.

Kami diajak berkeliling melihat museum benda kuno, melalui taman di depan istana yang ada pohon dewandaru, oleh karena itu taman tersebut dikenal dengan nama taman Dewandaru. Kami juga melihat museum tempat kereta, tandu yang digunakan oleh permaisuri dari Cina, juga lukisan Prabu Siliwangi yang dibuat oleh pelukis dari kota Garut. Lukisan ini sungguh unik, karena mata dan telapak kaki sebelah kiri, selalu mengikuti orang yang akan melihatnya.

Kami juga melihat sumur agung yang dipercaya airnya bisa menyembuhkan penyakit asam urat dan diabetes.
Saya mencoba mencuci muka….segaaar sekali, karena kebetulan saat itu hawanya panas sekali.

Selanjutnya kami menuju ke rumah makan Kelapa Manis, yang view nya indah sekali, karena kami bisa melihat kota Cirebon waktu malam. Dan makanan nya sungguh nikmat, terutama masakan ikannya.
Selesai makan malam kami kembali ke hotel untuk istirahat, entah kenapa hari itu saya merasa lelah sekali, kemungkinan karena cuaca yang sangat panas. Jakarta cuacanya termasuk panas, namun kota Cirebon lebih panas lagi.
Aa, jadi ingat pengalaman jalan jalan saya ke Cirebon bulan Februari lalu ☺
Sama nggak yang dilihat?
Istana Kasepuhan tetap anggun ya Bu Enny. Waktu saya ke sana beberapa tahun lalu belum ada mereta besar yang di halaman itu 🙂
Kereta besar itu baru ya? Pantas masih mengkilap padahal ditaruh di luar….
Ah maaf typo Bu, kereta, bukan mereta 🙂
Gpp mbak Evi…
ibu .. senangnya masih aja jalan2 terus bareng2
aku suka juga lihat gedung BAT itu, gaya kolonial yg masih kokoh, di sebrangnya ada kelenteng kuno cagar budaya
Itu karena saat masih aktif sibuk kerja terus mbak Monda, kalau ada waktu libur lebih penting ngurusi anak dan keluarga.
Setelah mereka besar baru bisa jalan-jalan bareng teman.
senangnya berjalan-jalan bersama sahabat & kerabat…. tak sabar menunggu cerita kunjungan Bu Enny ke Pekalongan 🙂
Iya seneng Mechta….pasti cerita Pekalongan bakal ditulis…
Bravooo Enny, semua bisa melihat, mendapat info lengkap melalui tulisanmu Enn.Hebatt!!
Hallo Meity, harus segera ditulis, kawatir keburu lupa….hehehe
Sementara menikmati cuplikan cerita perjalanan melalui FB ibu Enny, kini menikmati postingannya. Persahabatan A678 yang menginspirasi kakak….
Akulturasi budaya mewarnai Cirebon ya Ibu.
Yang menarik akulturasi budaya di Cirebon.
Juga makanan nya enak-enak.
Persahabatan A678 membuat semangat di hari tua.