Akhir-akhir ini cuaca Jakarta panas sekali, begitu keluar halaman lebih dari jam 9 pagi, sudah terasa panas menyengat. Dan kondisi ini membuat badan terasa tidak nyaman, serta malas kemana-mana. Berita diskon 30% di Gramedia Grand Indonesia, yang biasanya membuat ingin mengunjungi, juga tak membuat keinginan melangkahkan kaki keluar.
Tapi tak semuanya terasa tak nyaman. Dua hari sebelumnya saya mendapat sms dari sahabat si bungsu saat SMP. Walau keduanya berpisah sekolah saat SMA dan kemudian juga berpisah kuliah, pertemanan Meta dan si bungsu masih sangat akrab. Si bungsu meneruskan kuliah di Bandung, dan Meta meneruskan kuliah di UGM. Jika saya ada tugas ke Yogya, maka Meta sesekali menemani tidur di hotel dan kami mengobrol layaknya seorang teman. Sms Meta menanyakan beberapa bahan/buku apa yang sebaiknya dibaca, karena dia akan mengikuti tes yang akan diselenggarakan di salah satu Bank Syariah. Saya mengundangnya ke rumah, dan melihat, betapa Meta semakin dewasa dan terlihat cantik dengan jilbab birunya. Kami diskusi berbagai hal, dan berpesan, jika Meta ingin mengakses internet dan keperluan lain, se waktu-waktu bisa ke rumah, walau saya tak ada, karena si mbak juga telah kenal baik sejak dulu.
Hari Sabtu sore, saya kaget saat sahabat anak sulungku datang ke rumah, setelah hampir setahun lebih tak ketemu. Terakhir ketemu, adalah saat Anjar bersama Nunung (saat itu masih dalam keadaan mengandung) menengok rumahku di daerah Cilandak. Kesibukan mereka punya bayi, dan bekerja, membuat kami jarang ketemu. Anjar ini saya kenal, saat si sulung kuliah di UGM, dan kemudian sempat tinggal di rumahku beberapa bulan saat kerja praktek di perusahaan tempatku bekerja. Kami sekeluarga menganggap Anjar seperti keluarga sendiri.
Sabtu sore itu, rupanya Anjar dan Ari, berniat menemui Merry Magdalena, penulis buku “Situs gaul, ga cuma buat ngibul“. Yang menarik, di buku nya Merry juga menjelaskan perbedaan dan tujuan bergabung dengan beberapa situs gaul, seperti Fiendster, Hi5, Plurk, Face Book, Multiply, Tagged, LifeConnector, LinkedIn, Vox dan lain-lain. Juga dia membahas istilah anak muda sekarang yang suka menyingkat kata-kata tanpa memperdulikan ditujukan kepada siapa, sebagaimana pernah ditulis oleh EM di blognya. Buku ini ringan, namun ternyata setelah dibaca banyak sekali informasi yang layak kita ketahui.
Malam itu Ari dan Anjar baru pulang ke rumah sekitar jam setengah dua malam, rupanya setelah ketemu Merry dan putrinya di Depok, mereka berdua meneruskan melanglang Jakarta, bahkan sampai ke pelabuhan Tanjung Priok. Kebetulan keduanya sedang menjadi bujangan lokal, isteri dan anaknya Anjar sedang menengok orangtuanya di Malang. Dan malam itu obrolan diteruskan, saya tak kuat lagi, menjelang setengah tiga saya mulai masuk kamar untuk tidur, entah mereka berdua mengobrol nya sampai kapan, karena saat pagi-pagi, keduanya masih terlelap. Untungnya si Mbak sudah menyiapkan nasi bakar yang tinggal dibakar, karena akhir Minggu ini si mbak pamit menengok dan tidur di rumah kakaknya di daerah Serang.
Persahabatan memang tak mengenal umur, dan terkadang persahabatan terpisah oleh waktu, namun persahabatan dapat berjalan terus walau sudah berjauhan. Memang ada perbedaannya jika sahabat tadi telah berkeluarga, tentu hubungannya tak seperti saat masih bujangan dulu, yang bebas karena belum ada tanggung jawab. Namun persahabatan masih bisa diteruskan, walau sama-sama telah berkeluarga, dan terkadang bisa berlangsung sampai tua.
Saya juga masih membutuhkan teman, sekedar untuk curhat atau bisa ketawa bersama, walau sama-sama telah berkeluarga, dan anak-anakpun sudah besar, pertemuan sesekali bisa mengakrabkan persahabatan, bahkan bisa menjadi suatu sarana untuk men charge baterei, sebelum masing-masing melanjutkan kehidupan beserta keluarganya.
Setuju bu bahwa sahabat tidak mengenal umur.
Ngomong-ngomong soal nasi bakar, syaa belum pernah coba tuh…enak tidak bu? (pasti ibu bilang enakan bubur ayam hihihi).
EM
Ikkyu_san,
Ehh nasi bakar buatan si mbak lumayan…dan tak terlalu besar….kata si sulung lho.
Iya sih, bubur ayam tetap paling top, sayang bubur ayam angkringan yang lewat depan rumah tak terlalu enak, masih kalah sama bubur ayam AG….hihihi….
sahabat bisa saling berbagi dan saling mengingatkan
Sunarnosahlan,
Sahabat yang baik adalah yang mau mengingatkan
Sahabat bisa membuat kita bersemangat. Sahabat tidak mengenal usia.
Saya ini guru, namun sahabat-sahabat saya siswa-siswa yang setiap hari nongkrong di perpustakaan pada saat jam istirahat. Mereka anak-anak yang pengetahuannya luar biasa. Namun bulan ini sebagian besar dari mereka lulus, saya sangat kehilangan sekali. Dengan mereka kami bisa berdiskusi tentang buku apa saja. Saya paling semangat kalau belanja buku pesanan mereka, setiap kali bukunya datang wow binar mata sahabat-sahabat saya menjadi luar biasa indah. namun lusa mereka harus melanjutkan sekolahnya.
Saya benar-benar merasa kehilangan. Sahabat memang tidak memandang usia.
Puspita,
Persahabatan sorang guru dengan anak didik bisa berjangka panjang, karena ayah ibu saya juga guru. Mereka akan datang ke rumah saat libur, cerita bagaimana kuliahnya, suka dukanya dsb nya.
Dan saat mereka menjadi orang, mereka tetap menjadi sahabat ayah ibu, bahkan kami anak-anaknya dikenalkan, dan muncullah cerita2 nostalgia kenakalan mereka saat SMA
bener bu bersahabat bisa dengan siapa aja tanpa membedakan ras dan agama…itulah kenapa kita dijuluki mahluk sosial
Omiyan,
Justru kalau kita membuka diri, bisa bersahabat dengan siapa saja, maka kita akan menjadi terbiasa menerima perbedaan dan disitulah letak keindahannya.
sahabat…? wah, mereka selalu menempati tempat terindah dalam hati saya bu. entah itu yg sudah lama, maupun yg baru saja saya kenal.
sebuah petuah mengatakan begini:
“untuk mengetahui seseorang, lihatlah siapa temannya”
Vizon,
Ha! Betul Uda…perilaku seseorang diketahui dari siapa teman-temannya….justru itulah kita mesti memilih teman, karena teman berpengaruh besar dalam kehidupan nyata, bisa berpengaruh baik maupun buruk.
mari bersahabat……
*mengulurkan jari kelingking
Komuter,
Salaman…..
kebetulan saya punya beberapa “sahabat” yg awet//yg saya kenal sejak jaman TK, tiap kali kami ketemu, pasti “suami2” tak berdaya…karena bakalan Pajamas Party, alias ga tidur ngobrol sampai pagi
pokoknya aseek
Wieda,
Terkadang jika para sahabat bertemu (para isteri)…suami bisa menjadi cemburu, karena mereka bisa nggak tidur semalaman…..atau mengobrol diselingi cekikikan…
-benar bu,semakin banyak sahabat dunia kita menjafdi semakin berwarna-warni
-saya kebetulan anak tunggal bu, jadi saya berusaha mencari sahabat yg sekaligus saya jaikan saudara saya
-blog ibu saya pasang di blog ya
-Matur nuwun bu
Abdul Cholik,
Silahkan mas…
Sahabat memang membuat dunia ini tak menjadi sepi….
Hebat ya bunda..
bisa jadi sahabat buat sahabat anak2nya juga…. 🙂
moga nanti bisa juga
Eka Situmorang,
Saya yakin Eka nantinya bisa menjadi sahabat buat anak-anaknya…
Dan sangat menyenangkan bisa bersahabat dengan anak-anak, dan teman anak-anak…karena kita jadi memahami perilaku mereka.
persahabatan sangat indah… jika tanpa esensi lain lain… dan disaat dewasa… sangatlah sulit… menemukannya… persahabatan di masa kecil… indah ruaaar biasa… tanpa tedeng aling
Salam Sayang
KangBoed,
Setiap tahapan umur, selalu ada keindahan dalam bentuk persahabatan.
Ada sahabat masa kecil yang kemudian menjadi berbeda setelah terpisah sekian tahun, namun juga ada yang bersahabat terus sejak kecil sampai dewasa.
Sahabat yang ditemukan saat dewasa juga banyak…bahkan saya menemukan sahabat melalui milis, melalui blog…
Kalau menurut saya sih…. sahabat terbaik adalah pasangan hidup kita jikalau kita sudah menikah tentu saja. Itu karena sejak kita “berikrar” untuk hidup bersama, kita sudah siap berbagi suka dan duka, semua masalah dibagi bersama juga kesenangan dibagi bersama termasuk curhat tentu saja. Tapi itu kalau kita mempercayai dan mencintai dan dapat menerima secara tulus pasangan hidup kita yang akan menjadi belahan jiwa dan alter ego kita….. Sekarang rasanya lucu jikalau saya hanya curhat kepada teman kantor saya misalnya tapi tidak mau curhat kepada istri saya. Itu menurut saya loh…. 😀
Yari NK,
Pasangan hidup jelas sahabat terbaik kita…
Tapi tak dipungkiri kita juga punya sahabat yang lain, sahabat dalam melakukan hobi, sahabat tempat kita bisa berdebat dan berdiskusi sampai berjam-jam tanpa ada yang merasa kalah atau menang, dll.
setuju. we need friends!
Zam,
Yup…agree
persahabatan memang sungguh sangat berharga, tak tertebus oleh 1 kwintal emas, heheheh
indahnya persahabatan bagai cuplikan kehidupan surgawi
thanks ibu yang berkenan mengunjunggi blog saya
sukses ya bu
Blogger Senayan,
Betul….dunia menjadi indah karena persahabatan yang tulus.
yup bener bun, persahabatan tak mengenal usia, jenis kelamin, jauh atau dekat. Yang penting sejauh mana keberadaan seseoarang mampu membawa perubahan terhadap diri kita sendiri untuk jadi lebih baik…nah itulah sahabat…maka, jangankan manusia…makhluk lain pun bisa jadi sahabat…ya kannn
Imoe,
Sahabat tak mengenal usia, etnis, suku bangsa dan kepercayaan…justru disini indahnya
dan lewat ngeblog inilah saya menemukan persahabtan tanpa harus rikuh siapa disana siapa saya.
Meski hanya lewat tulisan tapi sungguh menyenangkan.
Bahkan bila perlu, buat saya tak perlulah bertatap muka, agar tak ada sikap mendua ketika tak mampu menerima kenyataan ternyata dengan siapa kita bersua.
Hmmm .. indahnya ngeblog 🙂
Mascayo,
Yup…kita serasa udah dekat…padahal belum pernah ketemu ya…
setuju, bu. persahabatan tak mengenal batas usia, atau perubahan status.
tapi sempat ngerasa “sepi” juga sih waktu sahabat2ku satu per satu menikah. duh, jadi makin ngerasa berharga banget saat2 bertemu dengan mereka, karena sulitnya mencari waktu bertemu.
Farijs van Java,
Pasti ada perbedaan nya setelah para sahabat punya pasangan masing-masing dan menikah. Namun biasanya kita juga menemukan sahabat baru
salut deh sama bu enny, bisa akrab dg teman-teman putra-putrinya. waaa… keren deh! btw, jadi pengen kapan2 ngobrol sama bu enny… hehehe
Krismariana,
Tahukan, yang pertama kali membuatku ngeblog?…anakku
Siapa pengunjung blog pertama kali….anakku dan teman-teman anakku
Bersahabat dengan anak menyenangkan sekali….juga dengan teman-teman anakku. Situs gaul (FS, MP, FB), isinya penuh teman anakku…hehehe
Pede aja lagi…pas ada acara dengan politikana dan dagdigdug…saya juga datang bersama anakku….hahaha
Salam persahabatan ya…salam kenal…
Buwel,
Salam kenal juga..makasih telah berkunjung
Hhmmm…sahabat tetap menjadi dekat setiap saat Bunda…. 🙂
Bocahbancar,
Yup…..dengan mereka lah kita berbagi suka dan duka
Setuju, Bu!
Meski kadang saya merasa kehilangan sahabat-sahabat saya karena jarak, tapi setelah membaca tulisan ini saya percaya bahwa jarak itu hanya membuat aroma baru dalam persahabatan…
Kelak, jika Tuhan berkenan, pasti dapat berkumpul kembali atau… mendpatkan sahabat-sahabat baru di tanah baru ini 🙂
DV,
Tapi kan Donny tetap bisa saling menyapa walau lewat dunia maya…
Juga nanti akan menemukan sahabat baru ditempat mu berada, dan justru itulah yang akan menambah pengalaman dan wawasanmu.
ahaha.. aku malah belum ketemu meta lagi buu…
udah bertahun2 aja rasanya..
Narpen,
Iya..surprise…Meta tambah cantik….
Semoga dia mendapat apa yang diinginkan…
Kalau kamu ke Jakarta, akan lebih mudah ketemu….
menjadikan musuh atau orang yang tidak kita suka menjadi sahabat, itu baru hebat.. 🙂
Septarius,
Wahh kalau itu berhasil…hebat sekali
Terkadang sahabat, diperoleh karena awalnya berdebat lama sekali, nahh ternyata banyak kesesuaiannya.
Ah indah sekali persahabatan ibu dengan Meta ini …
Salam saya
NH18,
Sebetulnya tak hanya Meta saja…saya bersahabat dengan sahabatnya anak-anakku. Sahabat si bungsu setelah di ITB, kebetulan sekarang melanjutkan S2 di Korea Selatan…sampai sekarang sering mengobrol lewal YM. Jika tugas ke Bandung, si bungsu dan sahabatnya ikutan tidur di hotel, sekamar rame-rame.
Rumahku memang rame dengan temannya anak-anak, kadang belasan orang tidur di rumah Bandung, walau seadanya.
Dan memang…bersahabat dengan mereka sangat menyenangkan.
wah … akrab banged ya Bu ….
persahabatan memang tidak mengenal batas usia ….
liat tulisan Ibu kok tiba2 jadi pengen nasi bakar ya Bu? … kapan maksi bareng lagi Bu? nyari2 nasi bakar hehehehe
Aldi,
Nasi Bakar? Di Benhil tak ada ya….di tempat bu Bambang?
Sahabat sejati itu mau mengerti dan sangat mengerti, dan jarang meminta pengertian
Indra1082,
Jika dekat sekali, kadang antaradua sahabat, punya perasaan (feeling) yang sama…
Pertemanan tidak mengenal umur, Bunda. Tapi yang pasti, harus ada kesamaan minat.. at least, harus ada yang sama supaya bisa jadi lekat…
Psst, apa kabar Bunda? Lala kangen deh, sama Bunda…
Lala,
Seseorang bisa menjadi sahabat, biasanya karena minatnya sama…..juga karkter nya sesuai.
Kabar baik Lala, kapan ke Jakarta?
Saya pernah kehilangan sahabat juga bun, beberapa dari mereka kehilangan kontak, susah sekali untuk dicari.
Sekian tahun kemudian bertemu, sayangnya rasa persahabatan ini agak berkurang karena masing2 dari kami sudah punya kehidupan, dulu mungkin seluruh jiwa raga dikorbankan untuk sahabat, kini… ternaya beda, dan berubah 180 derajat. Kita hanya menyisakan sebagian rasa dan menyimpan sosok sahabat ini dalam secuil hati. No more! Itu yang saya rasa. Hik…jadi pengen kembali ka jaman dulu saat masih single nih. 🙂
Pakde,
Persahabatan terkadang memang menjadi berbeda karena berpisah kota, apalagi jika arah atau tujuan hidupnya berbeda. Namun jika sahabat tadi, ternyata punya tujuan dan arah sama, persahabatan itu bisa berkembang sampai tua.
Suami saya punya grup teman, sejak dia SD s/d SMA, dan kebetulan meneruskan kuliah di ITB…mereka rajin ketemu minimal tiga bulan sekali dan sangat akrab. Dan karena sudah berkeluarga semua, pertemuan juga diadakan mengajak pasangan masing-masing.
Sahabat …
Kita berteman dengan banyak orang, tapi yg benar2 sahabat hanya satu dua. Arti seorang sahabat, melebihi peran saudara.
Terutama di saat bersedih dan susah, peran sahabat sangat dibutuhkan keberadaannya. Dan sahabat yang baik, tentunya yang sesama jenis.
Sudah lama sy tidak berkunjung kemari. Salam persahabatan.
Dinda kk,
Betul..tak semua teman dikategorikan sahabat…namun jika menjadi sahabat, terkadang hubungannya melebihai keluarga
masa sih buk, menurut saya tidak terlalu panas, posisi saya di daerah cawang lo. Berbeda sekali dulu sama di Surabaya, lebih panasan surabaya lo bu.
Ciput Mardianto,
Akhir2 ini kalau tak hujan, Jakarta panas sekali…..
Surabaya memang lebih panas dibanding Jakarta
Terlalu banyak klasifikasi teman, teman baik dan sahabat bikin puyeng…
Raffael,
Bukankah malah senang, tinggal memilih kegiatan kita, disesuaikan dengan teman yang tipe nya sesuai dengan kegiatan tsb.
sahabat sehati dan sejiwa,wah susah dapetnya itu..mungkin cuman pasangan hidup kita aja kali ya..
Boyin,
Wahh kalau sehati dan sejiwa itu pasti sulit…..hehehe
Lha kadang kita sendiri juga suka nggak tahu apa yang diinginkan….
Aku juga kepingin punya punya sahabat selamanya.. gak berkurang.. tapi bertambah
Puak,
Punya teman banyak memang menyenangkan Puak
ah, ibu enny tak hanya akrab dengan putra-putrinya, tapi juga dengan teman-teman mereka. menyenangkan sekali, bu. dan persahabatan lintas generasi seperti ini sungguh memperkaya karena banyak yang bisa dibagi satu dengan yang lain, walaupu persahabatan memang tak selalu harus berbagi.
Marsmallow,
Betul…persahabatan terkadang hanya ingin dimengerti, atau ingin didengar…tanpa memberi komentar macam2….
Pertemanan lintas generasi memang menambah wawasan, terutama memahami berbagai perangai dan perilaku anak muda, karena tanpa itu bisa terjadi “gap” yang membuat sulitnya komunikasi.
sahabat dimana aja bunda…
memang mencari seseorang yang pas dengan kita susah, apalagi untuk sahabat…jadi jangan ragu untuk berbagi, berkenalan dengan siapa saja…siapa tau bisa nambah sahabat 🙂
Ria,
Terkadang kita tak menemukan pada seseorang…namun kan ada banyak teman, dengan tipe yang berbeda-beda. Dan disinilah menariknya, karena bisa berbagi dengan berbagai macam tipe orang.
Istilah “bujangan lokal” dulu sering kami pakai saat kuliah di LN sementara istri/keluarga belum nyusul … ah jadi ingat masa lalu saat jadi bujangan lokal. Waktu sakit semuanya harus diurus sendiri karena tidak mau merepotkan sahabat meski sama-sama tinggal satu asrama ..
Oemar Bakri,
Pasti saat menjadi bujangan lokal, menjadi sangat tidak nyaman.
Padahal kalau bapak dikirimnya ke LN saat masih bujangan, dan belum punya pacar, pasti tak ada masalah…
Konon, cewek Perancis cantik-cantik ya pak….ini kata penulis The Naked Traveler, yang sering pergi backpacker keliling dunia…saya sempat ke Paris 3 hari….
Memang yang asyik itu melihat orang yang dekat dengan kita berdiri di pintu rumah 🙂
Ngomong-ngomong soal sahabat, saya sudah lama tidak mampir kemari.
Barry,
Hmm iya betul….
Saya akhir-akhir ini juga jarang blogwalking..entah ada aja urusannya
Ini dia yang menarik dari Ibu sejak kali pertama aku berkunjung kemari: bisa dekat dengan sahabat-sahabat anak.
Aku sendiri merasakan menyamanan tersendiri ketika mendapati orangtua teman yang sangat dekat denganku. Kalau sudah seperti itu, rasanya kalau temanku itu tak ada, atau sudah tak tinggal di kota yang sama, berkujung ke rumah orangtuanya pun tak soal tanpa ada si teman. Karena memang sudah dekat, ada begitu banyak yang bisa dibicangkan, selain keterikatakan emosi yang telah mengental.
Daniel Mahendra,
Saya juga dekat pada beberapa orangtua sahabatku, justru karena juga bisa dekat dengan ortunya, maka saya nyaman sekali berkunjung ke sana, walau teman tadi bekerja di luar kota.
Bahkan saya pernah menginap selama seminggu, walau teman saya lagi di kota lain…
tulisan ibu mengingatkan saya pada sahabat2 saya…
saya ketinggalan banyak cerita ibu nih, karena gak sempet buka blog ibu.
Tiniyuliati,
Makanya FB laku keras, karena saya lihat banyak yang menampilkan foto2 jadul…dan kitapun geli melihat foto lama yang lucu2 dan culun itu.
Kayaknya kita semua akhir2 ini lagi repot ya….saya kadang menulis kalau lagi stres…hahaha…ngeblog kok untuk obat stres. Soalnya kalau sibuk, blognya terlantar.
Setidaknya kita punya sahabat, bukan lagi sendirian saja. Entah sahabat yang ada di dunia nyata maupun di dunia maya…
Mufti AM,
Yup betul….
Betul sekali Mbak.
Dulu saya pernah merasa bahwa dalam 1 bulan saya bisa hidup tanpa bantuan teman-teman. Ternyata saya salah. Banyak teman menciptakan ketergantungan. Ketergantungan akan tempat curhat, motivasi dan belajar.
Mardies,
Punya teman, tak berarti kita tergantung…namun punya teman, membuat dunia terasa lebih indah….
dalam sebuah relasi pun dalam persahabatan
kehadiran begitu sangat bermakna
maka dalam memberi arti indahnya persahabatan
kucoba hadirkan diri dalam komentar ini
Tomy,
Komentar yang indah dan berarti mas Tomy
persahabatan itu tak mengenal generasi…bukan begitu
Lambenesugiman,
Yup…
Saya selalu mempunyai sahabat dekat, meskipun ada kalanya sahabat-sahabat ini memiliki ‘periode’nya sendiri. Tapi saya kira wajar saja ya, kalau sekian tahun dekat dengan X, sekian tahun berikutnya dekat dengan Y, dan seterusnya, karena kedekatan sering dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dimana kita berada. Yang jelas, bagi saya sahabat sangat berarti. Dan yang mengagumkan, melalui blog mudah sekali kita memperoleh sahabat, yang meskipun belum tentu pernah bertemu, tapi dari tulisan-tulisannya kita bisa mengenal pribadi sahabat-sahabat blog kita itu.
Mbak Enny pastilah sosok yang mudah sekali memperoleh sahabat, dan selalu ada di hati para sahabat.
Salam hangat,
Tutinonka,
Betul mbak Tuti, sahabat bisa berganti mungkin karena pindah kota, dan juga kesibukan masing-masing. Dan kita tetap akan menemukan sahabat-sahabat baru lagi, yang bisa membuat kita kuat, dan cerah untuk menyongsong hari-hari kita.
Persahabatan bagai kepompong, kata lagu ABG. Kesuksesan tanpa sahabat pasti sepi dan kosong. Berbahagialah mereka yang memiliki sahabat.
Hery Azwan,
Betul bang….sahabat itu penting agar kita semakin bisa menikmati keindahan dunia ini