Anugerah yang telah lama dinantikan

Kala itu, kita merajut kata untuk masa depan. Apa yang kau inginkan? Apa tujuan hidupmu? Bagaimana cara membesarkan anak-anak? Semua terasa indah, dan ingin segera mencapai semua rencana itu.

Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, hambatan dan kendala, harapan dan kepasrahan silih berganti. Akankah tercapai cita-cita kita berdua? Disela kesibukan, dan kerja keras, saya bersimpuh dihadapan Mu, ditengah malam yang sepi….”Ya, Allah kabulkanlah harapanku..”

Dua puluh enam tahun berlalu, pelan-pelan Engkau mengabulkan permohonan kami satu persatu. Tapi belum semuanya, masih ada satu yang sangat kami harapkan. Akankah kami memperolehnya di awal tahun ini?

Terimakasih ya Allah, Engkau telah mengabulkan doa dan harapanku. Betapa Engkau mencintai kami sekeluarga. Kami telah mendapatkan anugerahmu yang telah kami nanti-nantikan sejak lama. Terimakasih ya Allah….

(Renungan…awal tahun 2008)

38 pemikiran pada “Anugerah yang telah lama dinantikan

  1. adi.nugroho

    Akankah kami memperolehnya di awal tahun ini?

    mendapat anugrah momongan ya bu’?
    cucu yang imut…

    maaf kalo keliru,
    (^_^)

  2. Nurussadad,
    Makasih doanya.

    Pak Sawali,
    Alhamdulillah, akhirnya Allah swt memperkenankan permohonan kami berdua.

    Adi Nugroho,
    Bukan cucu, karena keduanya belum menikah, tapi alhamdulillah udah lulus kuliah semua.

    Moerz,
    Makasih……Amien

    Kang Kombor,
    Makasih doanya…akhirnya keduanya udah selesai semua.

    Sitijenang,
    Makasih doanya….

  3. Qzink666,
    Alhamdulillan…..makasih…

    Hadi arr,
    makasih…

    Sandy Eggie,
    Harapan dan doanya untuk anak-anak kok Sand…syukurlah akhirnya terkabul, dan tugas saya sebagai ibu menjadi lebih ringan….

  4. Bu enny ga balas sms saya ya. padahal jawaban komen diatas lebih dari jam 10 malam, artinya masih melek hehe.

    kirim emailnya ke mail yang ini aja bu, gmail diblok sama jaringan kantor (all google accounts, blogger, etc!!). accidentally, di field cuma ada jaringan kantor :(.

    sukses ya bu! 🙂

  5. Trian,
    Sorry…..saya pikir nanti aja di sms lagi…jika waktunya udah dekat….hmm kalau begitu Ikram dan Anjar saya kasih nomor hp mu ya biar bisa kontak.
    Bisa makin hitam tuh di field terus….gpp ya Trian, biar hitam manis …hehehe

    Undercover,
    Betul, hadiah benar-benar membuat saya yakin bahwa Allah swt masih menyayangi kami sekeluarga. Betapa seringnya saya hampir patah semangat, tapi saya yakin kekuatan doa seorang ibu bisa membantu anak-anaknya untuk menggapai tujuan. Ini juga baru langkah awal, semoga seterusnya makin lancar.

    Arul,
    Makasih…semoga Arul juga sukses, dan segera selesai ya. Salam.

  6. dan anugerah apakah gerangan di awal tahun baru ini, Bu?
    apakah riak dan lautan gelombang yang menerpa bahtera sudah bosan karena cemburu melihat penghuninya begitu mesra? :p..hehe

  7. Rozenesia,
    Amien…pasti ada dong harapannya….

    Ia mendol,
    Walaupun harapan udah tercapai, bersyukur, berdoa tetap harus dilakukan, agar kita mensyukuri apa yang kita peroleh, dan serta mohon dilipatgandakan pahalanya.

    Sakuralady,
    Makasih…udah balik ke Jepang?

    Dika,
    Makasih…ntar Trian biar cerita….

  8. Alhamdulillah, ikut senang membaca terkabulkannya doa dan harapan ibu.
    Dua puluh enam tahun bukanlah waktu yang sebentar… dan saya seperti disadarkan bahwa kita harus terus berharap. Terima kasih ya bu, juga untuk comment n sharingnya di blog saya 🙂

  9. Pratanti,
    Terimakasih. Saya senang membaca blogmu, sejak anak sulung kelas 4 SD, hubungan saya dengan psikolog menjadi dekat, agar bisa mendidik anak dengan kesalahan yang minimal.

    Meski demikian, tetap aja ortu sulit memahami dunia anak-anak yang cepat berubah, yang berbeda dengan zamannya ortu, sehingga ada kemungkinan ortu juga berbuat salah…untuk itu harus berani minta maaf….Tanpa para psikolog, mungkin saya stres dalam menghadapi bagaimana menjadi ortu yang membuat anak merasa nyaman.

  10. wah akhirnya terkabul juga ya. menunggu 26 tahun bukan waktu yg pendek.. padahal kata orang menunggu itu adalah pekerjaan paling membosankan.. tapi kalau dijalani dengan kesabaran yg ‘benar-benar sabar’ dan tekun pasti tercapai juga.. dan bu enny dah membuktikannya..selamat ya bu enny.

  11. Syukur yang sangat saya ikutsertakan atas keterkabulaan satu persatu harapan mbak Ratna….
    Semoga saja ya mbak doa-doa lain dan harapan-harapan lain bisa terkabul, apalagi jika dilakukan pada dua per tiga malam. Dia kan sudah berjanji pada waktu itu, sekali lagi amin.,…..

  12. Osinaga,
    Iya, saya bersyukur sekali Tuhan masih mencintai saya dan keluarga. Perjuangan yang penuh liku, airmata dan tawa bergantian….namun masih ada tahap lanjutannya. Bukankah kita harus terus berjuang, dan bahkan baru berhenti setelah mati?

    Frater Telo,
    Terimakasih, mudah2an kami semakin kuat….dan semoga tahun 2008 semakin baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

    Perempuan,
    Iya, justru setiap kali saya menghadapi masalah, pelariannya hanya lewat doa, jika tanpa itu mungkin saya sudah tak kuat lagi. Dan ternyata “Dia” memang menjawab doa kita, walau jawaban Nya belum tentu sesuai keinginan kita, karena Dia Maha Tahu dan melihat apa yang ada di depan.

  13. ikut mendoakan bunda, semoga sukses selalu. tapi, tugas ibu belon selesai tuh. kata bapak, usai wisuda anak, beban pikiran orangtua tambah berat loh.. nyari kerjaan lah, mikir nganggur lah, mikir ngawinin lah, fyuhhh… semoga bunda tabah yahhhhhh….

    Sandemoning,
    Tugas orangtua dikatakan selesai setelah anak lulus kuliah, selanjutnya mendoakan agar si anak mendapatkan pekerjaan yang pantas, dan sesuai minat serta kompetensinya. Tugas mencari pekerjaan, untuk mencari biaya menikah adalah tugas anak…dia lah yang harus menabung mengumpulkan uang dari hasil kerjanya …baru menikah. Tugas ortu hanya melamar (jika anaknya cowok)…selanjutnya mendoakan.

    Saya tak pernah membebani ortu setelah lulus S1, demikian pula seharusnya anak-anakku. Dan menikah, yang penting adalah syarat sah nya, bukan pesta yang glamor…karena menikah merupakan awal dari tugas yang lebih berat….Dan kedua anakku sudah mengetahui prinsip orang tuanya ini, mereka sangat setuju, karena mereka ingin menikah secara sederhana, hanya dihadiri kerabat dekat dan teman-teman dekatnya.

Tinggalkan komentar