Hari ketiga di Jepang, bosen kalau cuma tinggal di apato, saat menjemur baju saya melihat ada ladang dan green house di belakang kanan apato. Penasaran pengin melihat-lihat, si bungsu yang tahu keinginan saya, membuatkan peta, terutama peta untuk beli makanan, jika lapar dan malas masak. Jalan di depan apato ini walau kecil, lumayan ramai sepanjang waktu, banyak truk lewat. Pernah saya kaget mendengar suara sirine, rupanya mobil ambulan yang lewat. Pagi ini sehabis makan, saya keluar apato, pertama-tama ke ladang dan green house yang di belakang apato, rupanya green house tersebut sama dengan green house lain, yaitu ditanami kobis.

Kemudian saya kembali melalui jalan utama ke arah kota Toyohashi, melewati Sekolah Dasar di sebelah kanan, karena terlihat anak-anak kecil berlarian di halaman depan sekolah.

Saya terus berjalan, sungguh menarik karena di kiri kanan jalan terdapat rumah-rumah khas Jepang berselang-seling dengan ladang dan green house. Bahkan ada restoran atau cafe yang buka jam 10.30 am- 02.00 pm berada diantara ladang yang ditanami daun bawang dan green house. Orang Jepang, terutama kaum perempuan sangat ramah, setiap berpapasan denganku mereka menganggukkan kepala dan tersenyum. Sesekali mereka ingin bertegur sapa dengan saya, tapi kami berdua sama-sama tak mengerti bahasanya.

Rumah-rumah di kiri kanan jalan masih khas, jadi mata saya terbuka lebar saat ketemu rumah tingkat mungil yang dicat biru keunguan, rupanya salon. Saat menemukan lampu merah (perempatan) saya melongok ke kanan, terlihat Seven Eleven di sebelah kiri jalan.

Saya meneruskan jalan ….. setelah melewati beberapa ladang, green house, sampai di perempatan dan ada lampu merahnya, di sebelah kanan jalan ada papan petunjuk, menunjukkan arah ke kampus Toyohashi Univesity of Technology (TUT).
Saya belok ke kanan, melewati papan petunjuk dan masuk ke jalan utama kampus, yang di kiri kanan nya dipenuhi pohon sakura yang tidak berbunga. Di pinggir lapangan parkir ada pohon sakura yang masih berbunga berwarna merah muda, yang mirip dengan bunga sakura yang saya temui di Santae park, yang kata Imelda merupakan jenis sakura yang paling telat berbunga.

Gedung kotak-kotak di TUT dinamakan berdasarkan huruf, ada gedung A, gedung B, gedung C dan sebagainya. Di setiap pintu masuk gedung ada petunjuk yang dinamakan dengan huruf, saya mulai memutari kampus TUT dari nomor 1 sampai terakhir nomor 15. Di seberang jalan dari gedung-gedung tempat kuliah, terdapat student dormitory, dan tempat olahraga.

Kampus TUT ini indah, penuh pohon-pohon rindang, suara burung meningkahi langkah kaki saya ….. dan ada jalan di tengah-tengan kampus, yang pohon di kiri kanan nya masih gundul tanpa daun.

Tapi pohon lainnya terlihat berwarna-warni, ada pohon yang daunnya berwarna kekuningan, merah dan lain-lain. Lumayan capek memutari kampus TUT, saat telah mendekati angka 15 terlihat bis kampus warna hijau kuning, dan ada satu mahasiswa yang sedang menunggu di dekat perhentian bus tersebut.

Saya keluar dari kampus TUT, menyeberang jalan dan menemukan mini shop. Saya masuk, membeli minuman, kembali beli onigiri, kue yang seperti kue beras. Saya membayar dengan kartu kredit, melanjutkan perjalanan pulang ke apato si bungsu. Saya hitung, perjalanan dari apato si bungsu ke kampusnya memakan waktu sekitar 30 menit.
tuh buuuu, naik bus itu sampai Toyohashi stasion, lalu naik ke nagoya 😀
atau sekalian sampai tokyo, saya jemput di Tokyo St 😀
Lain kali ya Imel…kalau sempat ke Jepang lagi.
Semoga suatu kita bisa mengetuk pintu apartemen Imel
Ibuu.. Brp lama di Jepang? Seneng ngikutin cerita bu Eny.. sambil membayangkan hehe.. ditunggu tulisan berikutnya 🙂
Dua minggu In…supaya bisa menemani anakku (padahal anaknya tidur di lab)….anakku hanya bisa menemani hari Sabtu-Minggu….
Wah serunya ke jp 😉 ditunggu cerita berikutnya
Saya berusaha menulis sebisa mungkin…..
Onigiri itu seperti arem2 atau bacang kah bu?
Iya..nasi kepal yang diisi macam-macam…bisa ikan atau sayuran.
suka ngeliat rumah khas jepangnya… lucu ya bu… 😀
trus taman2 di jepang kayaknya bagus2 ya dengan pohon2nya yang rindang… refreshing banget rasanya..
Iya Arman, suasana nya sungguh asri…kota kecil dan masih banyak ladang, dan sawah
Jalan-jalan di sekitar apato merasakan keseharian putri bungsu di TUT. Rumah penduduk Jepang asri ya ibu. Salam
Iya mbak Prih, mencoba menyelami kondisi si bungsu sehari-hari, budaya orang tempat dia tinggal….dan saya makin tenang setelah bisa melihat kondisi linkungan anakku tinggal dan belajar.
ibu senangnya ya bisa berkeliling melihat pemandangan baru
rumah Jepang yg adem , kampus yg asri…, dan ibu nggak takut nyasar sendirian
hebat bu…,
Mbak Monda…
Saya terimakasih sama Imeda, yang mendorong dan menyarankan agar berani jalan-jalan sendiri.
Syukurlah karena tempat anakku belajar di kota kecil, orang-orang nya siap membantu.
rumah khas Jepangnya baguuus
Iya, senengnya masih banyak rumah khas Jepang di sini