Arrrgh….akhirnya terkapar

Niat hati sih mau santai, senang-senang, mumpung aktivitas pekerjaan tak terlalu banyak. Ternyata cuma impian saja. Karena masing-masing anggota keluarga sibuk, apalagi setelah anak-anak besar, berkumpul bersama keluarga (terdiri dari suami isteri dan kedua anak) sulitnya bukan main. Kami berempat benar-benar bisa berkumpul hanya pada saat libur Lebaran dan saat si sulung menikah bulan Februari yang lalu, itupun selesai acara, pagi-pagi sekali sang ayah dan si bungsu langsung kembali ke Bandung.

Kali ini, saya berniat banyak meluangkan waktu di Bandung, menemani si bungsu dan ayahnya, bisa berbuka dan makan sahur bersama. Kenyataan tak selalu sesuai dengan yang diharapkan, ternyata pekerjaan masih ada, jadi akhirnya tetap mondar-mandir Jakarta- Bandung. Tapi saya tak boleh mengeluh, malah harus bersyukur, karena masih mempunyai pekerjaan yang dapat dikerjakan untuk mengisi waktu, daripada kalau nggak ada kerjaan, bingung juga mengisi waktu.

“Nduk, setelah selesai buat laporan, Jumat pagi ibu ke Bandung. Mau nitip apa?”

“Tapi saya mau ke Jakarta bu, Jumat sore, ada acara dengan teman-teman,” jawab si bungsu.

“Kalau begitu ibu pesan tiket hari Sabtu siang ya, kita ke Bandung sama-sama,” kata saya.

Jumat malam, badan terasa lelah, saya pikir karena saya kurang tidur, maklum selesai sahur biasanya sekaligus menunggu sholat Subuh, dan setelah itu sudah siang, jadi tak bisa tidur lagi. Niat hati sih menunggu si bungsu datang, ternyata bangun sudah waktunya sahur. Pagi itu, saya dan si bungsu sahur berdua. “Apa rencanamu?” tanya saya. Nggak kemana-mana sih bu, cuma mau mampir ke Elektro ITB dulu, menaruh tas biar nggak berat, kemudian bisa pulang ke rumah atau langsung jalan-jalan bersama ibu. Jadilah kami naik travel ke Bandung, mampir ke lab elektro ITB, tempat si bungsu menjadi Koordinator asisten, kemudian kami berdua langsung naik angkot ke arah PVJ. Jalanan macet sekali, dan sebetulnya yang diinginkan adalah menonton film musikal “Mamma Mia“……ternyata di Blitz Megaplex Bandung belum main, jadi akhirnya beli karcis untuk menonton “Wall-E“. Sambil menunggu film kami sempat berbuka di Shin Men, menikmati sushi dan segelas “hot lemon tea“. Suami sms menanyakan keberadaan kami, dan menawarkan apakah mau dijemput. Saya membayangkan suami lagi sibuk-sibuknya dengan pekerjaan, dan berpikir pulangnya nanti bisa naik taksi, jadi pesan ke suami kalau nanti mau pulang naik taksi saja.

Ternyata sepanjang film main, saya sempat tertidur tiga kali…wahh parah banget…. Selesai film sudah jam 21.30 wib….dan ternyata jalan Sukajadi macet sekali, saya heran kok udah jam segini masih banyak mobil yang baru datang ke PVJ. Akhirnya saya dan si bungsu naik angkot arah ke RS Hasan Sadikin, siapa tahu disana ada taksi kosong, ternyata tak terlihat taksi satupun. Kami menyeberang jalan, dan menunggu di depan Istana Plaza, syukurlah tak lama kemudian taksi”Gemah Ripah” lewat dan kosong. Rasanya lega sekali dan kami langsung pulang, dan ternyata portal di jalan ke arah rumah saya sudah di tutup, jadi terpaksa berputar melalui jalan Kayu Agung.

Besoknya seharian istirahat di rumah,  Senin siang si bungsu sudah pulang dari kampus, kok tumben…. ternyata dia merasa pusing. Wahh, saya merasa bersalah, jangan-jangan kecapekan, setelah saya pijit kakinya dia bisa tertidur pulas. Ternyata malamnya ganti saya yang demam, tenggorokan sakit, dan sulit tidur. Terpaksa pagi ini membatalkan puasa supaya bisa minum obat, setelah pergi ke dokter. Akhirnya liburanku ke Bandung cuma pindah tidur……