UKM berperan untuk meningkatkan daya dorong ekonomi rakyat

Krisis keuangan global mau tak mau akan memberikan dampak pada Indonesia. Di banyak negara, termasuk Indonesia, Bank Sentral mulai menurunkan tingkat bunga dan pemerintah berbicara tentang stimulus fiskal (M. Chatib Basri, Kompas 12 Januari 2009 hal 1). Prediksi ekonomi Indonesia tahun 2009 diharapkan tak terlalu buruk di banding negara lain. Indonesia kemungkinan masih bisa tumbuh 4,5 persen, dan merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. Namun kita tak boleh lengah, karena pertumbuhan ekspor melambat.

Pasar domestik yang diharapkan akan menolong, terutama peran dari konsumsi rumah tangga. M. Chatib Basri memperkirakan, proporsi konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik sekitar 65 persen. Jika konsumsi rumah tangga tumbuh 5%, maka pertumbuhan ekonomi dari konsumsi rumah tangga sudah 3,25 persen. Jika pengeluaran plus investasi pemerintah dapat tumbuh 12-13 persen, maka kontribusi dari konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah saja, tanpa investasi dan ekspor, sudah mencapai 4,5 persen. Oleh sebab itu, stimulus fiskal sangat penting.

Mengapa perlu stimulus fiskal?

Peraih Nobel Ekonomi, Paul Krugman menulis, stimulus berupa potongan pajak tak efektif untuk masyarakat AS, yang memiliki kecenderungan menabung, dan struktur demografi dimana penduduk usia lanjut relatif besar. Potongan pajak lebih banyak digunakan untuk menabung, bukan untuk konsumsi.

Bagaimana dengan Indonesia? Chatib Basri menulis, bahwa sebaiknya stimulus fiskal diberikan kepada masyarakat yang memiliki kecenderungan konsumsi tinggi. Ini artinya akan membuat peningkatan pendapatan bagi kelompok menengah ke bawah. Jika kelompok ini memperoleh penghasilan dari pekerjaan, dan inflasi terjaga, konsumsi dalam negeri dapat di dorong. Kebijakan penurunan pajak individu dari 35 persen menjadi 30 persen pada kelompok atas, sedikit banyak akan meningkatkan konsumsi.

Bagaimana dengan stimulus industri?

Proporsi stimulus industri tidak akan sebesar pada stimulus untuk meningkatkan daya beli. Jika fokus stimulus diberikan pada industri (sisi suplai), kemungkinan besar produksi meningkat, tenaga kerja terserap. Tapi jika tak ada yang membeli, karena daya beli lemah, perusahaan akhirnya akan merugi, dan terjadi PHK. Didalam kondisi krisis, dalam jangka pendek, yang dibutuhkan adalah mendorong permintaan. Sedangkan untuk mendorong industri yang perlu dijaga adalah jalur kredit, karena kredit akan memungkinkan industri menjalankan produksinya.

Bagaimana dengan kondisi Usaha UKM di Indonesia?

Kontribusi UKM dalam PDB pada tahun 2003 adalah sebesar 56,7 persen dari total PDB Nasional, terdiri dari kontribusi:

· usaha mikro dan kecil sebesar 41,1 persen dan skala usaha menengah sebesar 15,6 persen.

· Atas dasar harga konstan tahun 1993, laju pertumbuhan PDB UKM (dengan migas) pada tahun 2003 tercatat sebesar 4,57 persen (angka sementara) atau tumbuh lebih cepat daripada PDB nasional (dengan migas) yang tercatat sebesar 4,10 persen (angka sementara).

· Perkembangan UKM seperti itu sangat kritikal dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Perkembangan jumlah UKM

Pada tahun 2003, jumlah UKM sebanyak 42,4 juta unit usaha, bagian terbesarnya berupa usaha skala mikro, dan dapat menyerap lebih dari 79,0 juta tenaga kerja, meliputi : a) usaha mikro dan kecil sebanyak 70,3 juta tenaga kerja, b) usaha menengah sebanyak 8,7 juta tenaga kerja. Sementara itu sampai dengan tahun 2002, jumlah koperasi mencapai 117 ribu unit, dengan jumlah anggota sebanyak 24.049 ribu orang, dan jumlah koperasi yang aktif adalah sebanyak 92 ribu unit. Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa pengusaha UKM akan berperanan besar dalam penyediaan lapangan kerja.

Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Bagaimana UKM dapat diharapkan sebagai tenaga dorong untuk ekonomi rakyat?

Pada umumnya pasar/ permintaan yang ada dalam sektor mikro berasal dari rumah tangga dan perusahaan yang bergerak secara unregulated dan sektor ekonomi yang informal. Usaha mikro ini lebih kecil dibanding pasar ritel (atau kita kenal sebagai istilah usaha kecil, sesuai kriteria di atas)

Kondisi Umum Pasar dalam sektor mikro adalah: langka modal, kepemilikan keluarga, skala kecil, status tidak legal, beroperasi di pasar unregulated, relatif mudah keluar masuk pasar, padat karya, pendidikan informal dan ketrampilan rendah, jam kerja tidak tertentu, sedikit pemakaian alat, pengguna sumber daya sendiri, penjualan domestik.

Profil usaha mikro yang selama ini berhubungan dengan Lembaga Keuangan, adalah:

  • Tenaga kerja, mempekerjakan 1-5 orang termasuk anggota keluarganya.
  • Aktiva Tetap, relatif kecil, karena labor-intensive.
  • Lokasi, di sekitar rumah, biasanya di luar pusat bisnis.
  • Pemasaran, tergantung pasar lokal dan jarang terlibat kegiatan ekspor-impor.
  • Manajemen, ditangani sendiri dengan teknik sederhana.
  • Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang diatur
  • hukum: perijinan, pajak, perburuhan, dll..

Namun jika melihat sekeliling kita, banyak sekali usaha mikro yang terus berjalan. Dan waktu telah menunjukkan bahwa pada saat krisis ekonomi terjadi di Indonesia, maka usaha mikro termasuk usaha yang tahan dalam menghadapi krisis, karena biasanya tidak mendapat pinjaman dari luar, pasar domestik, biaya tenaga kerja murah karena dibantu oleh anggota keluarga. Dan rata-rata usaha mikro banyak yang telah bertahan lebih dari 8 tahun, dan tetap bertahan, bahkan ada yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun.

Saat inipun, jika kita berjalan di sekeliling lingkungan kita, pasar tradisional masih ramai pengunjung, bahkan banyak pasar kaget yang hanya ada pada hari-hari tertentu tetap ramai. Saat saya mengunjungi kantor lama, saya mencoba jalan-jalan di belakang kantor, yang dipenuhi oleh para pedagang sektor informal. Wajah mereka, yang telah saya kenal sejak tahun 2000 sebagian besar masih ada, bahkan sebagian usahanya makin meningkat, dengan mempunyai cabang di beberapa tempat, yang dibantu pengelolaannya oleh sanak keluarga. Bahkan salah satu pedagang yang cukup akrab mengatakan, hasil dari berdagang di sektor informal ini, jauh lebih besar penghasilannya dibanding pada saat dia masih bekerja di kantor, namun satu hal yang lebih pasti, bahwa dia harus mau bekerja lebih keras, dan kreatif, memikirkan kira-kira apa kebutuhan pelanggan. Hal yang sangat berbeda jika dia hanya bekerja di kantor, yang saat itu lebih banyak melakukan tugas-tugas administrasi, dan telah ada manager yang mengaturnya.

Diakui bahwa usaha UKM menguntungkan, karena sekitar 53 persen memiliki margin keuntungan antara 10-50 persen, dan 35 persen memiliki margin keuntungan lebih dari 50 persen.

Bagaimana peran sektor keuangan mikro?

Pengalaman di Indonesia juga menunjukkan bahwa sektor keuangan mikro komersial dapat berkembang dengan baik di sektor publik maupun swasta (Marguerite S. Robinson, hal 123)

Marguerite S. Robinson juga menjelaskan bahwa selama krisis tahun 98 an, keuangan mikro komersial di Indonesia telah memberikan empat pelajaran, yaitu:

  1. Jutaan orang dapat dilayani dalam jangka panjang oleh berbagai jenis lembaga keuangan, dan pinjaman dapat didanai oleh sepenuhnya oleh simpanan, utang komersial, investasi swasta, dan laba ditahan.
  2. Keuangan mikro komersial memiliki beberapa persyaratan utama. Oleh karena itu diperlukan berbagai kebijakan dan regulasi (atau deregulasi). Dukungan pemerintah tingkat tinggi sangat penting.
  3. Keuangan mikro komersial dapat menghasilkan keuntungan baik ekonomi maupun sosial
  4. Keuangan mikro dapat menjadi sangat stabil, bahkan dalam kondisi krisis yang sangat parah.

Dari analisis berbagai sumber di atas, terlihat bahwa sektor mikro dapat di daya gunakan untuk mendorong ekonomi rakyat. Tulisan terkait, tentang “Bagaimana microfinance dapat menggerakkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah”, dapat dilihat disini.

Bahan Bacaan:

  1. M. Chatib Basri. Keynes dan Stimulus Ekonomi. Kompas, 12 Januari 2009 hal 1 dan 15
  2. Undang-undang no.20 tahun 2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
  3. The Micro Finance Revolution, vol 2: Lessons from Indonesia. Marguerite S. Robinson. The World Bank, Washington D.C. Open Society Institute, New York, 2002.
  4. Dari berbagai bahan lainnya, dan pengamatan penulis

27 pemikiran pada “UKM berperan untuk meningkatkan daya dorong ekonomi rakyat

  1. 41,1% UK dan 15,6% UM, benar-benar fakta yang menarik, apalagi dalam krisis moneter yang dulu, UKM terbukti memiliki daya tahan yang baik, mungkin fakta ini bisa meredam suara nyinyir yang mengritik, mengapa Indonesia tak mampu menumbuhkan industri berbasis penguasaan teknologi tinggi dibanding usaha-usaha yang bersifat tradisional.

    Jumlah tersebut, juga indikasi peluang yang menarik untuk usaha perbankan. Bagaimana dengan data tahun-tahun terakhir Bu (saya belum sempat buka data BPS dan BI), apakah masih sama menariknya?

    Jadi ingin mempelajari lebih banyak lagi.

    Yoga
    ,
    Sampai saat inipun mikro masih pegang peranan di Indonesia, terutama untuk luar Jawa. Tapi kita juga tak boleh melupakan yang lain, agar mikro bisa naik kelas menjadi ritel, perlu ada bapak angkat atau kemitraan untuk pemasaran….dan yang berhasil meningkat lagi menjadi menengah…kemudian ke korporasi. Banyak lho, pengusara korporat itu dulunya mengawali dari ritel, bahkan dari mikro..

  2. Catatan:

    Pendapat saya di atas bukan berarti saya anti dengan usaha berbasis teknologi tinggi. Penguasaan teknologi tinggi dan usaha berbasis teknologi tinggi tetap perlu. Jadi saya ingin meralat yang tadinya begini:-

    mungkin fakta ini bisa meredam suara nyinyir yang mengritik, mengapa Indonesia tak mampu menumbuhkan industri berbasis penguasaan teknologi tinggi dibanding usaha-usaha yang bersifat tradisional.

    menjadi:-

    mungkin fakta ini bisa memberi sudut pandang baru bagi para kritikus yang telah membandingkan keunggulan ekonomi antara industri berbasis penguasaan teknologi tinggi dibanding usaha-usaha yang bersifat tradisional.

    Terimakasih Bu.

    Yoga,
    Semua ada tahapannya…..dan memang setiap orang hak berhak beda pendapat, sebetulnya yang penting argumen yang didukung data kan?

  3. bener, harus dimulai dari sekarang UKM digalakkan

    Okta Sihotang,
    Sudah sejak dulu digalakkan, apalagi jika anda baca referensi, seperti buku tulisannya Marguerite S. Robinson, yang merupakan hasil penelitiannya di Indonesia, bahkan sebetulnya sejak zaman penjajahan Belandapun sudah ada. Cuma gemanya terbatas pada orang yang bergerak dibidang manajemen dan keuangan.

  4. Pada tahun 2003 saja sumbangsih UKM untuk PDB nasional saja sudah lebih dari setengahnya yah..makanya saya paham nih kenapa pemerintah lumayan gencar mendorong sektor ini…salah satunya untuk penyerapan tenaga kerja.

    Boyin,
    Lihat jawabku pada Okta Sihotang, sejak dulu sudah digalakkan…

  5. Ibu ratna pakar ekonom ya 🙂
    tapi saya setuju kl pemerintah mengembangkan UKM, asal terpantau dan benar2 menghasilkan benefit yg sehat

    Maskoko,
    Bukan pakar mas..hanya sekedar sharing pengalaman.

  6. UKM yang bergerak di sektor industri kreatif juga sekarang sedang mendapat sorotan karena terbukti menyerap 5,4 juta tenaga kerja dengan produktivitas Rp 19,5 juta per pekerja per tahun dibandingkan dengan produktivitas nasional yang rata-rata Rp 18 juta.

    UKM memang potensi luar biasa yang sebaiknya lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah.

    btw, ibu dosen ya? FEUI kah? :mrgreen:

    Wenny Aulia,
    Dosen?
    Hmm apa ya, memang menjadi instruktur, dan kadang pembicara bidang UKM…

  7. Alexhappy

    betul tu bu…UKM memang harus di bantu dan tolong……….orang kampung sy di Sumbar rata2 mereka adalah UKM…….jarang mereka bekerja jadi karyawan……karena jiwa wirausaha itu memang harus di kembangkan……..semoga semakin banyak di negeri pengusaha2

    Alexhappy,
    Sebetulnya BI telah bekerjasama dengan lembaga keuangan lain, menyisihkan sekian prosen laba untuk pemberdayaan masyarakat kecil ini… Memang belum bisa menyentuh semuanya…coba baca artikelku sebelumnya yang terkait, karena ada berbagai tahap tentang mikro ini…yang lebih bisa menjad tenaga pendorong adalah mikro komersial, pengusaha memang potensial, tapi tak punya modal.

  8. Toni

    Berdasarkan pengalaman yang saya lihat, UKM seringkali gagal di tengah jalan karena dua masalah besar yaitu : tingginya biaya kesehatan dan pendidikan di negeri kita. Kedua komponen ini seringkali menguras modal UKM pada saat salah satu anggota keluarga sakit atau harus melanjutkan sekolah.

    Jika saja pemerintah mempunyai sistem jaminan kesehatan nasional (UU-nya belum jadi2), dan pendidikan yang benar2 murah, maka banyak UKM yang bisa berkonsentrasi untuk mengembangkan usahanya. 🙂

    Toni,
    Sebetulnya itu adalah dua hal terpisah. Pendidikan dan kesehatan ditangani oleh bidang lain, dan terutama KB juga harus digalakkan, bagaimana bisa membiayai pendidikan jika anaknya banyak, padahal bagi keluarga menengah yang telah sadar hanya berani punya anak 2 atau 3 saja.

    Khusus untuk bidang mikro, juga ada beberapa tahapannya, ini telah saya bahas pada artikel lama saya (bisa diklik di bawah artikel di atas)…yang jadi tenaga pendorong adalah mikro potensial (yang termasuk kategori economically active poor), yang bisa diberikan pembiayaan mikro komersial. Sedangkan mikro yang masih perlu subsidi, tapi potensial, perlu pendidikan dan pelatihan (ini sebetulnya ada juga, tapi belum menyentuh seluruhnya)…agar nanti benar-benar bisa mandiri.

  9. Hmm..memang terbukti dimasa krisis UKM merupakan sektor yang paling bertahan.Sektor lain yang perlu digarap adalah koperasi.Mungkin ada yang bisa menjelaskan sektor ini?.

    Arie,
    Kenapa bertahan…?
    Karena Debt to Equity Ratio kecil, tidak kena risiko kenaikan kurs (karena pasar dan supplier domestik), tenaga kerja murah karena umumnya anggota keluarga.
    Jika ingin tahu lebih banyak anda bisa baca dari internet, kilk aja tentang UKM…

  10. UKM faktor penting dalam ekonomi makro kita…

    Pedagang Kaki lima = bertahan saat krismon kita 1997

    Thevemo,
    Karena mereka tak punya utang, pasar domestik, biaya tenaga kerja murah…memang keuntungan juga kecil.

  11. Hmm iya bu, saya sempet baca juga di Kompas. Menarik sekali untuk melihat apa hasil dari stimulus ini, mudah2an kecenderunganya tidak seperti di US.

    Btw, saya juga peternak ayam ni bu, tapi sayang ga masuk datanya UKM pemerintah heheh.. belum masuk kriteria modalnya…

    Teguhjunanto,
    Yang masuk uu adalah dari usaha kecil dan menengah, mikro belum tertulis. Usaha mikro ini modal kecil, bahkan rata-rata pinjaman masih dibawah Rp.5 juta. Dan umumnya yang disebut pinjaman mikro adalah pinjaman yang maksimal Rp.50 juta per individu, walau ada beberapa Bank yang mengkategorikan menjadi maksimal Rp.100 juta.

  12. wah hebat, kalo Indonesia bisa 4,5%. Malaysia saja diperkirakan cuma 1,3% untuk tahun 2009. Itu sudah diperparah lagi dengan PHK gede-gedean yang sampe 170000 orang tahun ini. Pemerintah Malaysia juga menggalakkan entrepreneurship bu, bahkan usaha jualan tempe goreng aja bisa dapat kredit sampai 150juta rupiah.
    Tapi saya sih mengharap, Indonesia akan lebih maju kegiatan entrepreneurshipnya. Memang lebih baik meningkatkan harga diri lewat ekonomi daripada lewat militer ya.

    Iwan Awaludin,
    Jika saat krisis keuangan tahun 98 Malaysia posisinya lebih bagus dibanding Indonesia, sekarang kebalikannya. Dulu, krisis keuangan hanya terjadi di Asia, terutama yang berat adalah di Asia Tenggara. Malaysia bertahan karena banyak ekspornya, sehingga cadangan devisa tinggi. Pada saat itu perusahaan di Indonesia yang ekspor oriented, juga memperoleh keuntungan besar dan tak terkena dampak krisis.

    Sekarang situasinya beda, krisis dimulai dari Amerika, menurunkan daya beli masyarakat Amerika, sehingga import dari berbagai negara menurun. Akibatnya negara yang mengekspor ke negara Amerika dan Eropa, sangat terkena dampak krisis. Indonesia, banyak UKM yang pemasok dan pasarnya domestik, apabila daya beli di Indonesia masih bertahan, yang terutama berasal dari sektor konsumsi (ini yang dikatakan oleh Chatib Basri), maka ekonomi di Indonesia masih bergulir.

  13. UKM…ya! Stuju harus digalakan kembali, ini mengatasi krisis pengangguran dimana2 bun. Lebih bagus lagi berikan kemudahan untuk mendapatkan pinjaman. Besar ataupun kecil. Yang penting UKM jadi makin merakyat.
    Peminjam juga harus mau memudahkan dalam memberikan setoran kepada peminjam sehingga perputaran dana UKM ini berjalan lancar…..

    The KRY,
    Lho! Kok digalakkan kembali, udah dari dulu kok pakde…cuma sekarang harus makin ditingkatkan lagi.
    Dalam memberikan pinjaman ada penilaian kelayakan pakde, jika hanya kemudahan tanpa melihat kelayakan, nantinya jadi seperti saat KIK/KMKP dulu. Ini yang tak boleh, karena Bank juga harus bertahan dan sehat karena dana Bank berasal dari simpanan masyarakat, jika Bank bermasalah risikonya bisa sistemik.

    Sebetulnya ada berbagai cara…jika belum mampu, tapi potensial dan layak, bisa melalui dana tertentu (tak perlu saya sebutkan disini), disini semua diamati cara kerjanya, diberikan pelatihan. Saya juga melihat, ada lembaga yang juga menggalakkan sistem, memberikan pinjaman pada kelompok ibu-ibu, dan dalam kelompok itu satu sama lain harus menjamin pengembalian pinjaman, sehingga dana untuk pinjaman bergulir terus.

  14. hasil laporanThe asia Foundation (TAF) salah satu penyangga terbaik saat kirisis di indonesia kemarin adalah sekstor UKM. Karenanya kemudian negara2 donor pasca krisis tersebut banyak yang memberikan bantuan program penguatan UKM.

    Njenengan benar, bu dosen. bahwa UKM memang perlu mendapat perhatian khusus. termasuk bila perlu, diadakan review terhadap perda sampai uu yang selama ini menghambat laju perkembangan UKM.

    Gus,
    Sebetulnya UKM sudah digalakkan dari dulu, yang penting sebetulnya adalah lebih dimasyarakatkan. Disini para pihak terkait harus memahami betul, artinya bagaimana mendorong UKM yang mandiri, yang profesional.
    UU tentang UKM baru di launch tanggal 4 Juli 2008….(baca di atas)

  15. dg situasi dan kondisi masyarakat indonesia saat ini, ukm memang bisa sbg ujung tombak. apalagi terbukti kalau ukm lebih tangguh dalam menghadapi terpaan badai krisis global.

    saatnya pemerintah tak memandang sebelah mata.

    Zulmasri,
    Sebetulnya banyak kebijakan pemerintah tentang UKM ini, tapi masyarakat umum tidak mengikutinya. Dan dari dulu malah sudah menjadi perhatian, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda (mudah2an saya sempat memposting tulisan).
    Tapi kita harus menyadari, masyarakat Indonesia banyak sekali, sehingga perlu waktu…jika kita melihat data, sebetulnya UKM ini terus bertambah, banyak juga yang setelah sekian tahun naik ke pengusaha ritel, pengusaha menengah, bahkan ada yang jadi pengusaha korporat.

  16. karena itulah sekarang KUR digalakkan ya, Bu

    Utaminingtyazzzz,
    Itu hanya salah satunya (termasuk kredit program kan)? Yang paling bagus bagi masyarakat, yang termasuk kriteria economically active poor adalah pembiayaan mikro komersial..ini yang diharapkan sebagai tenaga dorong ekonomi rakyat.

  17. di tengah ancaman krisis global, UKM agaknya malah menjadi sektor yang masih eksis, bu. saya jadi inget, beberapa tahun yang lalu, pemerintah gencar memberikan subsidi lunak ke kab/kota ttg dana UKM. tapi, saya ragu ttg bentuk pertanggungjawabannya. kebanyakan uang subsidi bukannya utk keperluan produktif, melainkan utk keperluan konsumtif. mudah2an saja kesimpulan saya keliru, bu.

    Sawali Tuhusetya,
    Yang saya maksudkan pada artikel di atas adalah UKM yang potensial, jadi artinya mereka mandiri dan tak tergantung pada subsidi. Justru subsidi ini yang sangat riskan…..dan dari penelitian Marguerite, justru masyarakat kecil yang dapat diberdayakan adalah tanpa subsidi. Tentu saya yang betul2 miskin masih perlu subsidi, tapi harus bertahap dan tak boleh terus menerus.

  18. wah…hebat mbak…kok lengkap sekali …data,analisis…
    bentar lagi akan ada yang nglamar jadi staf ahli mentri lho…..luar biasa…
    memang realita dilapangan yang saya lihat..UMKM…sangat ulet,,tahan banting…termasuk kecil sekali dampak krisis menimpanya.

    Dyahsuminar,
    Kebetulan lagi ngajar yang ada kaitan dengan UKM, jadi sekalian aja ditulis mbak…..

  19. dari perspektif non-fiskal maka pada skala manajemen mikro….tiap ukm harus membenahi kemampuan manjerialnya……khususnya yang menyangkut mutu sdm,manajemen produksi, pemasaran, dan efisiensi usahanya……selain itu bisnis usaha besar seharusnya juga mengajak ukm bekerjasama terutama dalam mengembangkan sdm, teknologi, mutu produk dan pemasarannya……selain itu jangan harap pendekatan stimulus fiskal akan berhasil kalau pungutan-pungutan tak resmi (siluman) masih meraja lela……dan juga perizinan usaha dibelit birokrasi panjang…….

    Syafri Mangkuprawira,
    Karena sejak kuliah saya sering ke desa (penelitian), kemudian juga bekerja di lembaga yang dekat dengan urusan UKM, saya memahami cerita bapak.
    Banyak UKM yang potensial dan prospektif, dan mereka hanya membutuhkan sedikit dorongan. Tapi di satu sisi pemerintah harus tegas dalam mempersingkat birokrasi serta memberi sanksi pada pungutan yang tak jelas tsb.

  20. Franky Djutanta

    Bagus juga analisis Ibu…saya cukup salut..
    Btw,,,klo bole taw mnrt ibu yg ckup pakar bidang UKM ini…apa tanggapan Ibu mengenai ide untuk masuknya UKM ke pasar saham? kira-kira apa keuntungan dan kerugian nya?

  21. keny

    ibu ,,,saya sedang menulis skripsi tentang peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat melalui instrumen kredit bank,,kalu boleh saya ingin mengetahui tentang teori ekonomi masyarakat yang sudah ibu bahas,,bagaimana kredit itu termasuk faktor yang dapat meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat,,,trimakasih jika berkenan berbagi info mengenai teori tersebut,,

    Keny,
    Untuk menulis skripsi membutuhkan diskusi yang mendalam, dan mestinya ada dosen pembimbing kan? Atau kalau ingin lebih tahu, kenapa nggak minta surat pengantar supaya bisa magang di Bank, untuk penulisan skripsimu tadi?

  22. keny

    judul skripsi saya tentang kontribusi bank dalam peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat,,,dan indikatornya adalah dari korelasi dana pihak ketiga (DPK) terhadap kredit modal kerja dan investasi,,saya mendapatkan data dari statistik BI,,saya sangat membutuhkan teori tersebut sebagai landasan teori pada skripsi saya yang dapat menguatkan hipotesa bahwa penyaluran kredit dapat meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat,,boleh kah ibu berbagi teori tersebut bu?trimaksih banyak kalo ibu mau berbagi teori mengenai produktivitas ekonomi masyrakat tersebut,,

    Keny,
    Kalau namanya kontribusi, tentu anda harus datang ke bank ybs. Saya sendiri saat ini bekerjanya di luar Bank (apa anda tak baca latar belakang saya?)
    Dan untuk itu, saranku magang pada ybs agar anda dapat data, tentu saja harus ada surat dari universitas anda. Saya pribadi tak melayani hal2 diluar pertanyaan dalam blog, dan jawaban saya tentu saja tergantung kesibukan, karena saya sendiri sudah sangat sibuk. Saya juga punya beberapa orang untuk dibimbing….Jawaban ini menyudahi tanya jawab kita…mohon maaf

  23. Ady
    BANDA ACEH

    UKM adalah sangat penting di kembangkan dalam masyarakat luas guna untuk membantu kebutuhan hidup masyarakat secara kecil dan manfatnya sangat besar utk masyarakat itu sendiri?

Tinggalkan komentar