Nikmatnya pesan makan via “Delivery order”

Tigapuluh tahun lalu, saya hanya bisa menawarkan pada ayah mertua, hari ini beliau ingin makan apa? Bukan masak apa lho. Dan ayah mertua, yang tahu menantunya sibuk, dan tak bisa masak, hanya bertanya “Makanan apa yang bisa dipesan?” Dan makanan yang dipesan terbatas, hanya sate Jhony (mangkal di kompleks perumahan dinas), bakso, dan makanan dari restoran yang dekat rumah. Belakangan jalan Cipete Raya, yang saat anak sulungku SMP, masih bisa tiduran di tengah jalan, sekarang nyaris setiap jengkal tanah penuh restoran, berbagai macam makanan, toko, klinik, apotikpun ada tiga hanya dalam satu jalan yang hanya beberapa ratus meter itu. Dan yang jelas, begitu keluar dari komplek  rumah dinas, dan berjalan kira-kira 100 meter, ada “Abuba Steak”…makanan yang disenangi anak muda.

Tak lama kemudian, ada “Ikan Bakar Cianjur, sebelah kiri gerbang masuk kompleks rumah dinas. Namun, makanan tersebut tetap harus dipesan dan diambil ketempatnya. Rasanya saya mulai pesan makanan lewat telepon diawali dengan Pizza Hut, yang dulu lokasinya di Tarogong, dan sekarang pindah ke Jl. Fatmawati, atau Izzy Piza, yang lokasinya di Citos. Begitu mendengar nomor telepon rumah, mereka sudah tahu alamat rumahku.  Kemudian kami harus meninggalkan kompleks rumah dinas bersama kenangan manis yang tak terlupakan, dan pindah ke rumah sendiri di daerah Cilandak, yang masih tetanggaan dengan Cipete, tapi kelurahannya berbeda. Tak lama kemudian, Abuba Steak juga bisa di pesan, namun minimal harus dua dos, mungkin agar biaya antar dan harganya sesuai. Masalahnya, karena sering  yang pesan makanan sangat banyak, kadang  pesanan sudah kurang panas  begitu sampai  ke rumah.

Gambar diambil dari J.CO Donuts & Cofee, Indonesia's Photos

Baru kira-kira dua minggu yang lalu, saya tahu J.CO donut bisa di pesan…duhh senangnya. Awalnya, sepulang dari Bandung, kami mampir dulu di Citos, untuk beli J.CO donut ini, biasanya saya lebih suka yang rasanya asin. Namun kali ini kami mencoba berbagai macam jenis donut yang ada…dan di kotaknya tercantum tulisan kalau sekarang bisa pesan untuk diantar. Saya tak tahu, apakah pesan antar ini telah menyeluruh di area Jakarta, karena telepon yang tercantum untuk bisa pesan antar  adalah nomor telepon Jakarta Selatan. Dan di Bandung jelas belum bisa, padahal kalau di Bandung suka kangen pengin donut ini, dan mesti jalan sampai BSM (untuk yang paling dekat rumah). Saya tanya sama yang melayani, apakah pesanan tadi ada minimumnya? Ternyata tidak, walau saya yakin orang  tak mungkin hanya pesan satu donut untuk diantar ke rumah.

Kabar ini pasti menyenangkan bagi keponakanku, terutama keponakan di Semarang (entah sekarang di Semarang apa sudah ada J.CO ya?)….karena dua tahun lalu, jika dia ke Jakarta, teman-teman bahkan bosnya suka pesan oleh-oleh J.CO donut ini.

Sayang “Ikan Bakar Cianjur ” belum menerima pesanan untuk diantar, ini termasuk makanan yang disenangi keluargaku. Dan yang menyenangkan lagi adalah, Bakmi Gajah Mada, sekarang bisa diantar…jika keponakanku di Semarang suka J.CO donut, mamanya (adik kandungku) suka makan Bakmi GM…dan setiap ke Jakarta senang sekali diajak jalan-jalan hanya untuk makan bakmi GM. Hari  Selasa kemarin, kami  pengin makan bakmi GM. Dan saya tahu, kepada siapa saya tanya soal pesan makanan ini, karena saya punya teman yang infonya tentang pesan makanan paling canggih. Dan jadilah malam itu, masakan si mbak terpaksa dipinggirkan, karena kami serumah mencoba  pesan Bakmi GM. Sedaaap. Dan si mbakpun ikut senang, karena dia juga kebagian Bakmi GM.

44 pemikiran pada “Nikmatnya pesan makan via “Delivery order”

  1. Kalo pas di Jakarta ( di rumah mertua) dan males keluar, Bakmi GM memang pilihan utama meski.. muahalnya minta ampyuunnn :))

    Tapiii…kan tetep lebih murah dibanding di Sidney kan, Don?

  2. Yup bener mbak di Smg sudah ada Bread talk dan J co di java mall
    saya sendiri kurang suka Donut abis tiap hari sudah megangin donut tapi klo kopinya bolehlah
    klo di Indonesia banyak sekali pilihan
    wah jadi kangen jajan

    Berarti keponakanku seneng ya…dia bener-bener tergila-gila dengan J.CO..termasuk aku dan keponakan.
    Ntar kalau mudik ke Indonesia, kita jalan-jalan…wisata kuliner

  3. hmmm….nikmat itu….
    duduk-duduk
    makanan pun datang…
    amboooi…….

    Asyik ya…terutama jika ada tamu mendadak…atau kita lagi bosan makanan rumah…

  4. mudah-mudahan semua makanan mulai dari gorengan sampai pecel lele menggunakan layanan delivery service… 🙂

    Di perkantoran, sekarang ini, malah setiap siang ada yang mengantar makanan..pesannya lewat telpon. Kita tinggal pilih mau makan apa.

  5. Salam Super,,,
    Saya sangat tertarik dengan Blog ini,,, sangat inspiratif…
    semoga saya bisa terus mengikutinya,,,
    langsung saya bookmark.
    sukses untuk anda…

    Terimakasih kunjungannya…..

  6. warung dekat kost saya saja bisa delivery order kok bu.. tinggal telfon, makanan dianter hehehe…

    Sebetulnya DO ini sudah dilakukan oleh warung yang sekitarnya banyak kost2an, rumah makan atau warung yang dekat perkantoran, salon kecantikan, bengkel dll.

  7. ..
    Waduh kalo semua bisa delivery, lama2 ibu-ibu di jakarta pada males masak nih..
    He..he..
    🙂
    ..

    Masakan rumah kan tetap paling enak, Septa. Dan yang jelas menunya sesuai keinginan anggota keluarga, tanpa vetsin. Namun terkadang kita mendapat tamu dadakan, dekat jam makan….atau sesekali ingin menikmati masakan yang lain.

  8. Waduuuuuh, ditempat saya kok gak ada yang kayak gini, ya?

    Mungkin belum…siapa tahu jika memang pasarnya ada, pewirausaha akan senang melakukannya, karena bisa mendongkrak penjualan

  9. bu, kalo di kompleksku, biarpun cuma warung2 atau toko kecil umumnya mau nganter, mau pesan susu anak, gas, galon air mineral, sekalian dipasangin, soalnya itu jadi poin lebih mrk,
    apotik juga bisa, malahan bisa ngambilin resep kmd nganteri obat kalo udah jadi, ya untuk dianter ada harga minimalnya juga, rata2 25 ribu

    Betul bu, ini merupakan kiat penjual untuk meningkatkan pemasaran. Apotikpun sekarang mau mengantar, terutama jika saat kita beli, obatnya belum ada….Dan bagi konsumen, ini merupakan keuntungan karena tak repot, apalagi jika ada tamu dadakan, tenaga garis belakang sedang pulang kampung dsb nya

  10. Ini juga solusi saya kalau sedang ditingggal pergi ibunya anak-anak ke luar kota / lapangan … Terutama kalau persediaan bahan masakan di kulkas habis atau dari pada bingung minta asisten RT masak apa, tinggal telepon aja … Anak-anak sih seneng aja, jadi serasa makan di luar … hehehe 🙂

    Betul pak, ini juga solusi saya kalau kepepet, ada tamu dadakan…dan kadang memang tamunya (yang biasanya teman atau saudara) memang mengunjungi rumah kita karena ingin makan masakan tertentu….dulu dekat rumah saya yang terkenal Abuba Steak…steak yang dimasak dengan bahan bakar arang.

  11. JCo emang bisa delivery kok. dulu di kantor yang lama, kita punya tradisi kalo ada yang ulang tahun harus beliin snack buat sekantor. sebelum ada JCo, andalannya ya dunkin donuts. tapi setelah ada JCo, selalu delivery JCo kalo pas ada yang ultah… 🙂

    Iya, sekarang makanan memang semakin banyak variasinya, dan membuat orang juga semakin kreatif agar orang tak bosan.
    J CO pun selalu mengeluarkan jenis resep baru, jadi kadang ada jenis yang saya suka, udah nggak dikeluarkan lagi

  12. Memang delivery order sangat praktis. Tapi menurut saya, DO hanya nyaman jikalau kita sebelumnya sudah sering makan di resto tersebut sehingga kita sudah terbiasa dengan menu2nya dan bisa dengan cepat mengenali mana makanan yang kita suka dan mana yang kita kurang suka. Begitu juga kelemahannya seperti yang bu edratna bilang di atas, terkadang makanannya sudah tidak terlalu panas lagi, jadi terasa kurang fresh.

    Kalau saya sih cuma ngiler sama bakmi GM-nya aja bu, Kalau yang “Jeko” saya nggak begitu berminat. Walaupun katanya ada “healthy ingredients”-nya tapi isinya relatif sedikit dan sudah nggak begitu fresh lagi. Makan kopi dan donat seperti makan pabrik gula aja bu. Huehehe… Entah kenapa saya mulai nggak begitu suka sekarang dengan “American delicacies junks” walaupun “Jeko” yang saya tahu bukan franchise Amerika sih. Rasanya sih enak, rich, tapi ya itu, isinya kalori melulu. Mendingan memperbanyak makan yang natural2 aja bu, tapi ya sekali dua kali tentunya nggak apa2… 😀

    Wah… bakalan dituntut sama Jeko nggak ya seperti bu Pria Mulyasari?? Huehuehue…. :mrgreen:

    Jeco memang nggak boleh sering untuk orang seusia kang Yari, sayapun hanya sesekali…maklum mesti menjaga 4 G (Gula, Garam, Goreng, Gandum). Kopi udah saya batasi, karena punya sakit maag…soal kopi saya lebih suka kopi bikinan mbak…atau dulu saat kerja, kopi bikinan pramubakti saya benar-benar bikin kemepyar.
    Bakmi GM memang enak, dimakan panas-panas, ada kuahnya, dan tidak eneg

  13. tadi pagi saya baru makan donat J.Co *oleh2 dari tmn*
    sayang, di Ptk belum ada yg seperti itu.. kalo ad akan enak tinggal telpon 😀

    Wahh berarti kalau ada teman dari Jakarta, bisa minta dibawakan oleh-oleh ini…siapa tahu sebentar lagi J Co masuk Pontianak

  14. saya juga baru denger kalo J.co bisa delivery, tapi saya belum pernah coba untuk pakai jasa delivery ini.. mungkin lantaran bukan orang hectic yang gak bisa keluar cari makan. hehe..

    Hehehe..kalau bisa keluar cari makan, tentu lebih nyaman, karena banyak pilihan

  15. saya belum pernah sama sekali pesan makanan melalui cara seperti ini. barangkali karena selama ini saya tinggal di daerah yang tidak begitu ramai, sehingga segala sesuatunya bisa dijangkau dalam waktu singkat.

    kalau donat J-co, itu termasuk salah satu favorit anak-anak Bu Enny, terutama si sulung, suka banget dengan tiramissu, hehehe… 😀

    J CO ini memang disenangi anak-anak muda, Uda…dan bagi orang seumur saya, tak boleh sering makan makanan seperti ini…karena harus hati-hati terhadap 4 G (Gula, Garam, Gorengan dan Gandum)

  16. aku suka pesan hokben! atau junk food lainnya 🙂 deket rumah, juga ada rumah makan padang yang bisa di delivery….sedap kan, bun 😉

    Yup…Yessy, cuma seumuran ku harus mulai mengurangi makanan tertentu.
    Sesekali boleh aja….justru adanya pesan antar ini memudahkan kita…daripada keluar rumah, hujan-hujan…lha kan enak tinggal pesan lewat telepon.

  17. Enak ni kayake tinggal di kota apa2 tinggal pesan aja asal ada duit he,he,he.

    Hmm masalahnya bukan uang…..kadang beli makanan jika ada tamu mendadak lebih murah….
    Dan tak harus setiap hari kan?

  18. memang enak bu ya bisa pesan delivery macam-macam di Jakarta. Kalau di sini masih tertentu saja. Karena tetap lebih enak makan di restorannya, dan selain itu Restoran tidak mau ambil resiko keracunan makanan, nanti bisa dituntut.

    Tapi bu, sebulan saya di Jakarta, BOSAN dengan makanan yang bisa delivery. Saya justru inginnya makanan warung yang tidak ada deliverynya. Dan hati-hati makan makanan siap saji begitu karena biasanya kadar garamnya tinggi loh hehehe. Mungkin kebiasaan di Jepang ya bu, selalu makan masakan yang baru jadi. lewat 30 menit udah ngga enak rasanya.(Maaf saya emang cerewet soal rasa sih hihihi)

    EM

    Hehehe…justru itulah saya krasan di Jakarta, biarpun macet nya makin menjadi -jadi.
    Tapi…sebenarnya sih tetap lebih suka makan masakan sendiri, karena sesuai dengan selera kita.
    Tapi..kadang-kadang pengin juga mencoba yang lain…..

  19. senang ya bu, serasa “life’s on your fingertips”, hehe. Kalo di rumah, mau delivery, selak lapar saya :). Akhirnya saya shopping order, nitip daging mentah ke pemilik warung padang (ibu muda yg malas belanja).

    Delivery order rata-rata memerlukan waktu minimal setengah jam, kecuali JCO yang lokasinya di Citos dan dekat sekali dari rumah.
    Cuma nggak boleh juga terlalu sering, karena nggak bagus juga, untuk kolesterol dan juga untuk kantong

  20. noni

    waaaaaaaaks…. ngiri deeeeeh…
    disini hampir gak ada delivery services. kalo pun ada pastinya di kota2 besar. itu juga paling cuma pizza new york aja deh. bahkan mcD en kfc gak ada deliverynya. lha desa tempat tinggal saya, boro2 ada delivery service, kfc aja gak ada… hiks… masih untung desa tempat saya tinggal, populasi orangnya lebih banyak ketimbang populasi ternak. hehehe…
    jadi ngebayangin steak abuba didelivery, hmmm… nikmatnya berlipat ganda kali ya…
    pertama: gak usah repot2 masak, kedua: rambut gak bau+berminyak, trus selesai masak+makan, gak perlu cuci2 segambreng peralatan masak+makan…
    bukan artinya saya ibu yang pemalas… tapi sekali2 kepengen juga jajan. ato pengen praktisnya gitu… kadang kami jajan juga, tapi gak bisa delivery. paling banter ditelpon, pesen, trus kira2 setengah jam kemudian kita jemput itu pesenan. trus makannya ya di rumah. abis sebagai orang indonesia, teteub kudu ada nasinya. hehehe… abis kenyang? ya cuci piring atuh!

    Hmm..memang orang Indonesia, hobi makan…justru karena itu wisata kulinernya lumayan. Ini terasa jika kita tinggal atau sedang kuliah di LN, yang rata-rata lokasi universitas jauh dari mana-mana. Keluhan anakku seperti itu…dan menjadi kayak orang ngidam kalau lagi balik ke Indonesia. Noni sekarang tinggal dimana?

  21. Bundaaaaa…
    Walaupun gak bisa delivery atau reserve tempat via telpon, aku suka banget tuh Makan nasi Liwet+Ikan Gurame Goreng kering+Tumis Sayur Pucuk Labu di Rest Ikan bakar Cianjur itu.

    Abuba sejak belum pindah ke gedung baru mereka yg keren itu, udah jadi langgananku juga sejak dulu.. Hm, bisa delivery tapi mesti 2 dos ya?

    Disana (Jl Cilandak itu) juga ada Restoran Sunda lain, Seafood, dan Cafe yaa.. Tentu di Citos ada segala macem. Lumayan banget kalo pd bisa delivery.. Khan deket rumah.. Hehehe.. 😀

    Betul mas Nug, jalan Cipete Raya banyak makanan enak-enak, ada Samsara yang bersebelahan dengan Dapur Sunda, dan berbagai jenis restoran lain…bahkan juga toko roti Fraulin (bener nggak ya tulisannya). Dan disana ada salon kecantikan langganan para ibu, dari mulai perawatan badan sampai kerokan…hehehe…sayang untuk para pria hanya boleh di lantai tertentu dan perawatannya terbatas.

  22. Cilandak … Cipete …
    Itu surganya restoran bu …
    Banyak bener cafe yang ada disana …
    (walaupun tidak semuanya bisa delivery order …)

    Tetapi kelihatannya trend DO ini akan semakin mewabah nanti …
    Soalnya Konsumen semakin kritis dan semakin banyak keinginannya …

    Salam saya ibu

    hehehe…betul…
    Dan diam-diam om trainer sering menyambangi restoran di daerah Cipete ini ya….hmm memang enak-enak kok.
    Padahal…saat pertama kali pindah ke sana tahun 1983, Cipete Raya masih sepi sekali. Bahkan suami saya berpikir, kenapa saya nggak memilih rumah dinas yang terletak di Slipi, atau di Rawamangun? Saya, pada dasarnya senang dengan kehijauan, Cipete yang saat itu masih hijau, menyegarkan untuk pertumbuhan anak-anak, dan dekat dari sekolahan, dari SD s/d SMA.

  23. wah, saya jarang delivery order, paling dulu banget waktu di jakarta, itupun bukan delivery ke kost/rumah, tapi delivery utk dinner di kantor 😦

    kalo sekarang sih yg ada delivery tp bukan by order a.k.a penjual keliling (bakso, rujak, etc.)

    Wahh ini yang bikin kangen….ada penjual bakso, rujak yang keliling. Sayang di tempat tinggal saya, paling-paling yang keliling tukang roti (pagi hari, jam 5.45 wib dan sore hari), penjual sayur (udah tengah hari, kira2 jam 1 siang)…bakso jarang karena penghuninya jarang beli. O, iya…tukang putu, dengan lagunya yang setiap hari berganti…sekitar jam 9-10 pagi.

  24. wah.. sudah rame sekali sekarang blog-nya Bu 🙂
    Setiap saya baca tulisan Bu Enny, saya jadi inget gaya menulis penulis-penulis di majalah lama yg dulu pernah saya baca, i like it!.
    Sayang J.Co Jogja pasti tidak ada layanan pesan-antar sampai Klaten 😀

    Hehehe..tak terasa sudah 3 tahun berlalu…..apa kabar di Belanda?
    Mungkin sebentar lagi J.CO udah sampai Klaten…apa si kecil juga udah boleh makan J.CO?

  25. hidup di jakarta agaknya memang serba komplet, ya, bu, mau apa2 tinggal pesen, langsung diantar. beda dengan kota sekecil kendal, bu, hehe … kalau mau makan mesti datang langsung ke tempat.

    Komplet ruwetnya, komplte macet, banjir…tapi memang serba ada pak, tinggal memilih berdasar kemampuan…
    Tinggal di kota kecil, enaknya nggak ribet, tenang, kekerabatan antar tetangga masih bagus sekali

  26. haha, saya juga sering pesen delivery juga lo.. misal karena laper tapi g ada yg jual di deket kos..

    Hehehe…adanya layanan pesan antar ini akan sangat menolong

  27. kelemahan delivery cuma lama itu yg aku gak suka apalagi kalo udah kelaperan hehehehe
    :salam kenaL:

    Hmmm…iya…mesti ada jarak setengah jam sebelumnya…jadi pesannya sebelum lapar banget

  28. Delivery memang oke ya bun, jaman aku ngekost dulu di jakarta pasti langganannya Mc D hihihihi…kadang pizza hut atau KFC…

    ohya bunda juga suka ikan bakar cianjur??? di pekanbaru juga ada loh…itu ikan2nya mantap ya bun!

    Ria, saya pernah diajak makan di restoran dekat sungai agak keluar Pekanbaru…makanannya enak-enak terutama masakan ikannya. Juga ada ikan sungai yang kecil-kecil itu (apa ya namanya)…mirip dengan ikan wader di Jawa….enak sekali di goreng hangat.

  29. Sama halnya dengan da vizon,… saya ga pernah memanfaatkan layanan antar jemput ini bu untuk kebutuhan pribadi, klu untuk kantor pernah sesekali (khusnya pizza). Selain lokasi rumah yang diluar jangkauan pelayanan antar jemput, saya lebih senang langsung makan ditempat, selain bisa menikamatinya dalam kondisi fresh, juga skalian bisa jalan2 ama keluarga.

    Biasanya layanan antar jemput ini digunakan kalau ada tamu, atau lagi pengin makanan yang lain, diluar masakan rumah, namun males keluar.

  30. wah, kenapa tulisan terbaru hilang ya, bu? oks deh, gpp.

    soal layanan pesan makanan ini memang memudahkan banget ya, bu. terlebih bila kedai yang menyediakannya adalah kedai favorit keluarga.

    mau pesan antar juga ah… hihi.

    Tulisan baru dibuat privat atas permintaan seseorang…hehehe….ntar perlu diedit lagi deh..Layanan pesan antar memudahkan jika ada keperluan mendadak, atau kalau lagi ingin makanan yang berbeda dan malas keluar rumah.

  31. saya belum pernah pesan makanan via delivery order. dan belum pengen mencobanya. nggak tau kenapa. tapi kadang saya mikir2 … kapan ya nasi padang di depan kompleks rumah bisa delivery order? hehehe

    Nasi Padang “Sari Ratu” bisa ditelpon juga kok…tapi biasanya untuk pesanan yang cukup banyak.
    Kris suka nasi Padang ya…saya sudah harus mengurangi makanan berlemak….

  32. sama dengan broneo..
    delivery biasanya untuk dikantor aja
    dan biasanya waktu malam
    dan pastinya untuk lembur 🙂

    Wah saya jadi ingat kalau mau lembur bersama anak buah, mesti tanya dulu mau makan apa? Apa makanan yang bisa pesan antar (semacam Piza), atau nasi Padang atau nasi goreng. Herannya anak-anak tuh lebih suka nasi goreng atau nasi Padang…hehehe

  33. saya juga suka J.CO… rasanya mantaaf
    tapi belum pernah pake delivery order..
    enakan makan di tempat.. sambil lirak lirik yang lewaat heheee

    Sebetulnya memang lebih enak makan di tempatnya, yang jelas bisa melihat dan dilihat orang

  34. enaknya bisa pesan lewat telepon bu
    di jogja masih jarang makanan yang bisa diantar gitu
    kalaupun ada pasti sebatas makanan itu-itu aja
    hehehe..selamat menikmati makanan yang dipesan

    Nanti, jika orang Yogya makin sibuk, akhirnya pengusaha akan berusaha meningkatkan penjualan dengan layanan pesan antar ini.

  35. saya pernah DO makanan untuk konsumsi rapat di sekolah, untuk keperluan pribadi belum pernah.
    Paling banter saya telp utk DO gas atau air galon.. 🙂

    Mungkin, mereka sudah tahu orang kota besar suka sibuk, dan DO berguna jika ada acara dadakan.
    Saat di kampung kan mesti belanja dan masak sendiri, akhirnya tamunya jadi keteteran….hehehe…tapi di kampung kan ada istilah rewang ya…tetangga kiri kanan secara suka rela membantu tetangganya yang sibuk ada acara

  36. waah saya juga penggemar ibc, kambingnya bertekstur empuk dan renyah saat digigit, aku dan keluargaku sangat menyenanginya… yuummmyyyy hemmm nikmat sekali rasanya hehehehe

Tinggalkan komentar