Food Court Pasaraya, 30 Juli 2011

Pagi-pagi saya menanyakan pada si sulung, apa siang ini ada acara? Dia menjawab, belum….. namun mungkin saja dia harus kerja jika ditelepon oleh bos nya. Setelah sholat Dhuhur, saya dan si sulung segera berangkat ke Pasaraya naik taksi. Sopir taksi yang kami tumpangi sebelumnya bekerja di BUMN dan karena sesuatu hal, dia harus keluar dan menjadi sopir taksi. Dan sopir ini suka cerita, punya berbagai anekdot, sehingga saat sudah sampai Pasaraya, rasanya waktu cepat sekali berlalu. Masuk ke area food court yang relatif sepi, hati ini ikut sedih, padahal jika jam makan siang, dulu susah sekali mendapatkan kursi di sini. Saya dulu suka mengajak tamu dari luar kota atau luar negeri ke Mal ini, kemudian makan di food court nya. Setelah clingak-clinguk saya ketemu dengan Imelda dan Kai, ternyata sudah ada Yessy dan Diajeng di situ. Kami langsung terlibat obrolan seru, kemudian saya pesan makanan bersama si sulung.

Tak lama kemudian datang Linda, disusul oleh Batavusu (maaf namanya nggak hafal…kok malah nama blognya) bersama nyonya, kemudian di susul  bang Hery Azwan. Rety menyusul kemudian dengan Moza yang lelap di gendongan…..Moza lucu sekali. Kika menyusul kemudian…..tapi sayang sekali Kika tak punya teman mengobrol sehingga terlihat pendiam sekali…. atau memang pendiam ya Kika. Sedang bang Hery langsung asyik mengobrol dengan si sulung, apalagi setelah si sulung tahu bahwa bang Hery merupakan alumni pondok pesantren Gontor yang sangat terkenal itu. Dan yang menjadi surprise, ternyata dalam salah satu cerita yang ditulis di buku “Negeri 5 Menara” ada cerita tentang bang Hery… wahh jadi penasaran, cerita yang bagian apa ya…saat ditanya bang Hery hanya senyum-senyum saja.

Imelda dan Enny

Linda memang seperti saya duga, rame bin meriah, suaranya seperti burung prenjak yang tak berhenti berkicau, senang sekali mendengar pengalaman Linda yang diceritakan dengan gaya lucu.Tak lama datang Retty bersama Moza digendongan, wajah Moza lucu sekali, memakai topi. Kai senang banget melihat Moza, apalagi setelah topinya dilepas, dan terlihat kepalanya yang gundul.

Sayang Kika tak bisa lama, karena ada pertemuan berikutnya… waduhh ……Sabtu sore kok meeting. Batavusu dan nyonya juga ikut menyusul, tinggalah grup ibu-ibu yang meneruskan cerita… dan juga pesan makanan yang terus menerus…mengobrol, ketawa … haus …. pesan minum. Entah masing-masing habis berapa gelas …..

Yessy dan Moza...Tangguh sudah pantas punya adik lagi (foto by Rety)

 Dan kali ini Yessy, benar-benar keibuan, Moza anteng dalam gendongan Yessy dan asyik menyusu dari botol.

Acara makin seru setelah Retty N. Hakim datang….Retty yang ini awalnya tak banyak cerita, hanya mendengarkan, namun akhirnya terpengaruh dengan obrolan Linda dan mulai ikut menyahut. Apalagi setelah Linda mempraktekkan hasil seminar tentang “Otak”… apakah kita tipe yang dominan, serta bagaimana sebaiknya untuk memperbaiki.

Bang Hery langsung mengambil sedotan, dipasang tegak lurus, dengan mata terbuka lebar… kemudian satu mata ditutup, dilihat kecenderungan sedotan tadi bergerak ke arah mana….dan ganti mata sebelah yang lain ditutup… dilihat perubahan kecenderungan ke arah mana. Jika arahnya cenderung ke kanan, maka sebenarnya kita dominan otak kanan (eeh…apa kiri ya Linda?). Demikian juga, jika kita mengatupkan kedua tangan, diikuti dengan gaya sedakep…jadi ingat om NH yang banyak sekali foto sedakepnya. Tak lama kemudian datang Novi…..dia belum punya blog, dan merupakan fans dari TE..semoga Novi ikut terpengaruh untuk mulai menulis di blog.

Gambar ultraman di kertas tisue, yang diprotes Kai (foto by Imelda)

Kai sempat agak rewel, anak sulungku mencoba menggambar di kertas…dan Kai yang awalnya ogah-ogah an akhirnya mau mengintip gambar di kertas tisu tersebut. Dan apa kata Kai? “Gambar harusnya di kertas bukan di tisu,”…hahaha, pinter Kai, om Narpati yang salah ya. Kemudian Kai protes, katanya Ultraman nggak pakai kumis…hahaha…karena terlanjur tercoret, jadi seperti ada kumisnya.

Gaya Ultraman, dan Kai ingin gaya yang lain sendiri (foto diambil dari FB Imelda)

Dan Kai pula yang menyebabkan kami semua bergaya bak ultra seven dan ultraman….tapi Kai tetap ingin beda. Saat semua orang mengangkat tangan seperti gaya ultraman, Kai pakai gaya ultra seven…begitu pula saat semua mengikuti gaya ultra seven, ternyata Kai pakai gaya ultraman…..Kai memang pandai, lucu dan bikin gemes.

Gaya ultra seven, dan Kai gaya Ultraman.....(foto diambil dari FB Imelda).....

Kemudian bang Hery pamit pulang, tinggalah si sulung dan Kai yang pria….namun kami para ibu ini masih asyik mengobrol. Dan apa yang menyebabkan pertemuan ini bubar? Dalam rangka menghibur tamu, maka food court memberikan sajian life music  … sayangnya suaranya keras sekali (walau suara penyanyinya lumayan bagus)… sehingga tak bisa mengobrol lagi.

Mungkin ini perlu juga menjadi perhatian pengelola, apa fungsi dari food court, jika merupakan ajang pertemuan, maka sebaiknya suara musik nya jangan terlalu keras, sehingga pengunjung masih bisa asyik mengobrol sambil makan. Akhirnya kami berdiri dari kursi dan pulang  ….. di jalan si sulung bisik-bisik, “saya terjebak dalam obrolan para ibu.“…. hahaha